Semarang, 26 Juli 2024
Belakangan ini sabun cair lebih diminati dibandingkan jenis sabun lainnya. Hal ini dikarenakan sabun cair mudah digunakan dan efisien. Akan tetapi, beberapa sabun cair komersial umumnya memiliki kandungan yang memiliki potensi bahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif bahan yang sifatnya  ramah lingkungan.Â
Salah satu bahan ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan adalah MES (Metil Ester Sulfonat) sebagai pengganti surfaktan dan daun pandan sebagai pewarna alami. MES merupakan surfaktan ramah lingkungan yang terbuat dari minyak kelapa sawit sehingga mudah terdegradasi. Penggunaan daun pandan sebagai pewarna alami dikarenakan mengandung pigmen klorofil yang berperan pada pewarnaan dedaunan. Selain itu, daun pandan banyak dijumpai di berbagai daerah, salah satunya di desa Sadeng, Gunung pati.
Dalam rangka pengembangan sumber daya alam dan meminimalisir penggunaan sabun cair yang berpotensi merusak lingkungan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Moderasi Beragama (KKN-MB) Universitas Islam Negeri Walisongo posko 15 mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan sabun cair ramah lingkungan bersama ibu Forum Kesehatan Keluarga (FKK) kelurahan Sadeng, Gunungpati, Semarang. Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis 25 Juli 2024 di kediaman ketua RW VI Kelurahan Sadeng.
Sosialisasi diawali dengan sambutan dari Bapak Widodo selaku perwakilan dari Kelurahan Sadeng. Sesi berikutnya dilanjutkan dengan pelatihan yang dipandu oleh Vivi Dewi dan diikuti dengan anggota KKN posko 15 lainnya. Proses pembuatan sabun ramah lingkungan diawali dengan melarutkan MES dan diaduk hingga homogen. Dilanjutkan dengan mencampurkan texapon dan NaCl ke dalam wadah yang telah berisi larutan MES. Setelah tercampur rata, dimasukkan dengan bibit parfum dan ekstrak pandan.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan sabun cair  ramah lingkungan bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada ibu FKK terkait pembuatan sabun cair ramah lingkungan dan berharap dapat dikembangkan menjadi salah satu produk industri rumahan dengan pengembangan varian rasa dan warna alami lainnya. Respon dan antusias ibu FKK terhadap kegiatan tersebut sangat baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H