Belakangan ini saya sering dengar kalimat, "Tidak perlu mengiyakan semua permintaan orang lain." Lalu ujung-ujungnya disertai kalimat, "Sejak kapan menjaga perasaan orang lain jadi tugas kita?"
Nyatanya, menurut saya, hal tersebut kurang tepat. Bagaimana pun, sebagai sesama manusia, kita tetap harus saling menjaga perasaaan orang lain. Hanya saja, memang ada porsinya.
Tidak perlu jauh-jauh. Kita coba ambil contoh kecil saja.
Misalnya ketika kita tidak berkata kasar kepada orang lain, itu sudah merupakan usaha menjaga perasaan orang lain.
Ketika kita tidak berbisik-bisik di depan orang lain, sedang orang tersebut memperhatikan dan tidak tahu-menahu apa yang dibisikkan, itu juga usaha menjaga perasaan orang lain.
Bisa dikatakan, hal-hal semacam itu merupakan etika dalam pertemanan. Karena bagaimana pun, hal-hal sederhana tersebut sangat berpengaruh dalam hubungan pertemanan ke depannya.
Namun, beda lagi ketika kita dimintai tolong oleh orang lain, dan kita tidak mampu untuk itu. Atau, misalkan ada hal lain yang lebih jadi prioritas kita. Di situ, barulah kita tidak harus mengiyakan permintaannya hanya untuk menjaga perasaan orang tersebut.
Karena ya, kita punya prioritas. Kita punya batasan. Dan kita pantas untuk menjaga prioritas tersebut dan menjaga diri sendiri. Kita perlu untuk mengutamakan perasaan diri sendiri kala ada yang tidak sesuai dengan permintaan orang tersebut.
Pada akhirnya, semua hal itu memang ada porsinya masing-masing. Termasuk dalam hal menjaga perasaan orang lain. Karena mengutamakan perasaan orang lain di setiap kesempatan, nyatanya tidak baik juga untuk diri sendiri. Pun jika kita selalu mengutamakaan perasaan diri sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain, akan berujung kerugian juga dalam hubungan pertemanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H