Mohon tunggu...
Habibah
Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selain menulis di Kompasiana, saya juga menulis di brownisnis.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tak Disangka, Dapat Nilai Terbesar di Kelas

27 November 2022   19:43 Diperbarui: 27 November 2022   19:50 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di setiap pertengahan dan akhir tahun ajaran bagi anak sekolah, pasti akan menjumpai ujian. Ujian yang dikenal dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) ini, sudah menjadi sebuah rutinitas yang tidak bisa kita hindari. Yang terkadang, menjadi sebuah ketakutan bagi sebagian orang karena harus berlomba-lomba mendapat nilai tinggi, atau setidaknya melewati batas minimal nilai. Karena jika ternyata nilai yang didapat di bawah minimal, maka akan mendapat tugas tambahan, yaitu tugas remedial.

Oleh karenanya, sebagian orang berusaha belajar terlebih dulu sebelum menjalani ujian. Cara mereka belajar pun berbeda-beda. Ada yang membaca saja, ada yang harus menghafal, atau ada pula yang gemar bertanya dan berdiskusi bersama teman-temannya.

Suatu kali, saya pernah mendapat nilai UTS terbesar di kelas pada pelajaran ekonomi. Padahal sebenarnya, ekonomi bukan pelajaran yang benar-benar saya sukai. Tapi kalau mengingat cara yang saya gunakan sebelum ujian, bisa masuk akal juga sih kenapa saya dapat nilai terbesar.

Beberapa menit sebelum menjalani UTS ekonomi tersebut, tepatnya di waktu istirahat, saya membaca buku catatan ekonomi saya. Yang jelas, isinya adalah hasil tulis tangan sendiri yang ditulis ketika pelajaran berlangsung. Saat itu, guru ekonomi yang mengajar di kelas saya adalah seorang guru yang rajin sekali masuk kelas. Nyaris tak pernah tak masuk. Selain itu, beliau juga sering menulis di papan tulis yang membuat saya juga ikut rajin menulis apa yang beliau tuliskan di papan tulis. Oleh karena itulah, buku catatan saya cukup penuh dengan materi ekonomi yang beliau sampaikan.

Dari sini, bisa disimpulkan bahwa cara yang saya gunakan untuk menghadapi ujian adalah rajin menulis ketika pelajaran berlangsung. Kemudian sebelum ujian, sempatkan untuk membaca kembali catatan kita. Karena bagi saya, apa yang saya catat akan lebih mudah dimengerti diri sendiri karena lebih sederhana dibanding harus membaca buku paket yang sangat padat materi.

Akan tetapi setelah UTS tersebut, saya tidak pernah mendapat nilai ujian ekonomi terbesar lagi di kelas. Alasan pertama, mungkin karena pada dasarnya saya tidak benar-benar menyukai pelajaran ekonomi. Jadi ya, dianggap santai saja. Alasan kedua, guru ekonomi tersebut keluar dari sekolah karena menjadi kepala sekolah di sekolah lain. Ya, bisa dibilang, sangat disayangkan sih. Karena beliau itu guru yang sangat rajin ketika saya kelas sepuluh dulu. Alhasil, setelah guru tersebut keluar dari sekolah, saya tidak mencatat apa-apa lagi di buku catatan karena guru ekonomi yang menggantikannya sangat jarang masuk kelas. Jadi ya, banyak jam kosongnya ketika pelajaran ekonomi.

Selain cara di atas, memperhatikan penjelasan guru di depan kelas juga menjadi salah satu jurus untuk persiapan menghadapi ujian. Ya, ini sih sebagai antisipasi kalau sebelumnya kita tidak sempat belajar ya. Jadi kalau kita tidak sempat buka buku sama sekali sebelum ujian, tapi ternyata ada soal yang materinya pernah dijelaskan ketika pelajaran berlangsung, kita jadi tahu jawabannya karena sebelumnya kita memperhatikan penjelasan guru tersebut. Nah, enak deh kalau kayak gini.

Nah, setidaknya itulah tiga cara yang saya lakukan sebelum menghadapi ujian yang masih diterapkan bahkan hingga duduk di bangku kuliah saat ini. Meskipun tidak membuat saya menjadi anak dengan nilai terbesar di setiap pelajaran, semoga ketiga cara ini bisa membantu kamu untuk menghadapi ujian. Dan yang paling penting, jangan lupa berdoa dan mengisi identitas dengan benar sebelum menjawab soal di kertas jawaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun