Kutipan untuk hari ini
"Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu."
(Ki Hajar Dewantara)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana tindakan gurunya di masa lalu membantu dirinya untuk belajar dengan lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran 1:
- Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya  yang berbeda-beda?
 Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang Pertama! Untuk mengawali pembelajaran di Modul 2.1 ini,  Anda akan melakukan refleksi individu.
Membuat Refleksi Individu
- Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.
- Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda? Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda? Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Â Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?
- Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut? Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
- Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?
Tanpa perlu dabayangkan pun, selama ini saya mengajar murid yang beragam, keberagaman adalah suatu keniscayaan yang harus kita terima sebagai  takdir Tuhan. Murid yang saya ajar pun memiliki keunikan sendiri-sendiri, dalam hal ini berbeda, beda karakter, beda kemampuan berfikir, beda latar belakang, dan lain sebagainya. Perbedaan ini adalah anugerah dan menjadi tantangan tersendiri apalagi bagi guru seperti saya.
Tantangan tersebut diantaranya adalah upaya guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Bagaimana tidak, daya tangkap murid yang berbeda-beda menjadikan tujuan pembelajaran ada yang mudah dicapai ada yang sulit untuk dicapai.
Namun demikian semua murid mempunyai hak yang sama untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu saya sebegai guru dituntut untuk dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat mencakup keseluruhan siswa.
Salah satu pengalaman yang saya alami dalam belajar bersama murid yang beragam, dalam hal ini kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah saat saya mengajar di kelas pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Membaca Surahdan tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu membaca Surah dengan baik dan benar. Dari diagnosa awal yang saya dapatkan ada tiga tipe atau kategori siswa dalam kemampuan membaca al-qur'an, kategori pertama, beberapa siswa sebelum diajar pun sudah bisa karena mereka setiap hari sore hari mengikuti TPQ dan bahkan ada yang sudah lulus, sehingga kemampuan membaca al-qur'annya sangat bagus. Sedangkan kategori kedua beberapa murid lain meskipun TPQ tapi kemampuan membaca Al-Qur'annya masih sebatas huruf pisah-pisah dan kategori ke tiga sebagian murid lainnya memang tidak TPQ dan tidak mengenali huruf hijaiyah.
Dari hasil diagnosa di atas saya dapat menganalisa, bahwa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran untuk beberapa murid kategori awal maka cukup sekali di ajari mereka sudah bisa membaca dengan fasih dan benar, sedangkan untuk murid kategori dua, butuh beberapa kali untuk dapat mereka membaca dengan baik dan benar dan juga fasih, sedangkan yang kategori tiga butuh waktu yang agak lama, jika saya terfokus untuk mengajari yang kategori ketiga, bisa jadi membuat yang kategori satu akan bosan di kelas, karena mereka dengan mudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dari hasil analisa tersebut, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mencakup ketiga kebutuhan tersebut di atas. Maka saya mengguakan model pembelajaran koperatif. Dimana saya membagi murid menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terisi dar tiga kategori siswa dalam kemampuannya membaca al-Quran. Tugas murid adalah, belajar bersama teman sekelompoknya, kelompok kategori pertama yang sudah bisa membaca al-qur'an menjadi tutor sesame temannya dalam mengajari temannya yang kategori dua dan kategori tiga.
Dari hasil belajar kelompok tersebut, kebutuhan semua murid dapat terakomodasi, murid yang sudah bisa membaca al-qur'an dapat mengajarkan kepada temannya jadi selama pembelajaran mereka dapat menyalurkan kemampuannya untuk mengajari temannya yang belum bisa, dan dia tidak merasa bosan karena sudah bisa, sedangkan dua kategori murid lainnya mereka lebih nyaman belajar bersama teman sejawatnya.
Di akhir belajar kelompok tersebut, setiap ketua kelompok, yaki yang sudah bisa membaca al-qur'an melaporkan hasil belajarnya kepada guru. Beberapa murid sudah mampu membaca dengan fasih dan benar, sedangkan yang sebagian kecil memang butuh tambahan pelajaran khusus di luar jam pembelajaran.
Dari hasil model pembelajaran tersebut, pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak berpusat pada guru dan berpihak pada murid. Dari sini tantangan mengakomodasi keberagaman dengan model pembelajaran yang berbeda-beda. Dan guru harus bereksperimen dengan berbagai model pembelajaran. Dan yang penting lagi adalah mengevaluasi selama proses pembelajaran, bagaiamana peran murid selama mengikuti pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H