Mohon tunggu...
habib mujtahid
habib mujtahid Mohon Tunggu... -

Lahir di cilacap pada tanggal 29 Desember 1987, kecil di cilacap namun besar di kota Yogyakarta, saya hijrah ke kota yogyakarta pada Tahun 2003 untuk melanjutkan sekolah menengah atas di sekolah muhammadiyah 7, sekarang sedang menempuh pendidikan di tingkat tinggi di STMIK AMIKOM dengan jurusan Sistem Informatika.

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPR Butuh Pengharum di Tengah-tengah Kebusukannya

18 Januari 2012   00:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignright" width="180" caption="Bau Tikus"][/caption]

Setelah beberapa saat lalu pemberitaan tentang rencana pembangunan Gedung DPR RI yang direncanakan menelan biaya Rp 1,136 triliun sehingga banyak kritikan dilayangkan dan pada akhirnya dengan  koreksi dari kementrian PU biaya tersebut dipangkas menjadi Rp 777 milyar, belum cukup sampai disitu sekarang dihebohkan lagi atas pemberitaan sejumlah proyek yang menelan biaya milyaran rupiah, entah apa yang ada dibenak mereka.

Dapat kita lihat dari situs resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) DPR RI dengan alamat www.lpse.dpr.go.id bahwa pengadaan barang/jasa yang tercantum sangatlah ironis dengan nasib rakyat saat ini dan cenderung tidak masuk akal, lihat saja dalam situsnya tertulis Pengadaan Pencetakan Majalah Parlementaria yang mencapai Rp 3 Milyar dan Pengadaan Pencetakan Buletin Parlementaria mencapai Rp 3,5 Milyar, belum sampai disitu ada proyek yang bisa saya bilang rancu karena satu proyek di kerjakan dalam bulan yang berturut-turutan dalam saya kira itu bukanlah proyek bulanan, yaitu proyek Renovasi Ruang Wartawan Lantai 1 Gedung Nusantara III DPR RI yang menelan biaya hingga Rp 405 juta.

Dan memang pada akhirnya DPR RI perlu pewangi dalam melancarkan niat-niat busuknya itu, dengan proyek yang terpampang di situs pelelangan elektronik bahwa diadakannya proyek Pewangi (Pengharum Ruangan) DPR RI senilai Rp 1,6 Milyar dengan satuan kerja Setjen DPR RI, setelah proyek tersebut mendapat banyak kecaman akhirnya DPR RI angkat bicara, seperti dilansir dari situs resminya di alamat www.dpr.go.id lewat Kepala Biro Humas dan Pemberitaan Djaka Dwi Winarko mengatakan “Jadi sekali lagi, uang tersebut adanya di KPN, bukan di Setjen DPR-RI”, begitu terkagum aku membacanya “lempar batu sembunyi tangan” memang istilah yang tepat buat mereka, bisa kita lihat dengan jelas bahwa proyek tersebut adalah dalam pelaksanaan Setjen DPR RI dan semoga rakyat tidak hanya melihat, kini saatnya kita sudahi ini semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun