Bak anak emas, milayaran bahkan triliuanan dana APBN terus mengalir ke tanah Papua. Orang kelas teri seperti saya juga tahu bahwa pemerintah saat ini sangat fokus membenahi tanah Papua. Bahkan perlakukan “anak emas” telah membuat iri sejumlah daerah. Menurut anggota DPR RI dari Dapil Sumatera Selatan Bobby Adhityo Rizaldi, anggaran dana yang besar yang dikucurkan kepada Papua dan Aceh hingga saat ini masih kurang. "Terus terang kami merasa iri dengan Papua dan Aceh. Dana Otsus Papua mencapai Rp 30 triliun sementara untuk daerah saya hanya Rp 7 triliun," kata Bobby, Jumat (5/7). (Lihat ini di sini)
Salah satu program pemerintah yang cukup strategis dengan menucurkan dana yang besar ialah dengan dengan memberi beasiswa kepada ratusan mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang ingin kuliah di sejumlah universitas ternama di Pulau Jawa. Seperti IPB, ITB, UI, Unpad dll. Namun, berita mengharukan muncul di berbagai media kemarin. Puluhan mahasiswa Papua dan Papua Barat terancam tidak bisa terbang ke Pulau Jawa ke universitas tempat mereka mendapat beasiswa. Persoalannya, uang tiket dan biaya mereka belum dicairkan pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat.
Alasannya juga sangat tidak logis, tiba-tiba dana DIPA tidak ada, harus izin gubernur dan dana harus dicek. Padahal tanggungan pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat hanya pada uang tiket perjalanan ke Jawa. Bahkan uang saku sebesar 1 juta perbulan setiap mahasiswa juga diberikan oleh pemerintah pusat melalui Kemendikbud. Demi masa depan tanah Papua, sejumlah mahasiswa dan orang tua mengeluarkan uang pribadi untuk kembali ke Pulau Jawa. Sementara sebagian mahasiswa berprestasi lainnya hanya berharap bantuan segera datang.
Lebih ironis lagi, ketika militansi dan semangat pejuang muda tanah Papua untuk kembali berusaha merajut masa depan di Pulau Jawa, sejumlah pejabat daerah di tanah Papua akan berangkat untuk studi banding ke Hawaii. Sehingga muncul kesan tidak perduli dari para birokrat Papua. Miris !!! (Lihat ini di sini)
Apa pendapat anda para kompasianer?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H