Mohon tunggu...
Niya Anshori
Niya Anshori Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar Sekolah Menengah Pertama kota Klaten

Penulis buku Hati SaMara dan karya antologi Pena Kecil yang baru masuk di semester I kelas VII, pengagum sastra dan multigenre===(slow respon)=====mohon koreksinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

William, Hanya Demi Cinta #2

1 Juni 2023   20:03 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:07 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi paman...aku ingin sekali gadget itu, seperti milik Launes" William merengek meminta kepada Fallarie.

"Jangan bertingkah seperti anak kecil Will, barang itu tidak ada apa-apanya, bahkan paman tidak memilikinya bukan?" Fallarie menjawab tegas. Tiga hari sepulang dari kota, William terus memintai Iped seperti milik Launes, anak Astenard.

"Ayolah...kumohon, itu sangat canggih" William merengek lagi.

"Cukup Will, kamu jangan meminta barang itu, minta saja yang lain, seperti buku, atau apalah yang berguna, aku akan membelikanmu" Fallarie menawarkan.

"Benarkah?" mata William mulai berbinar-binar.

"Ya, kamu mau apa?" Fallarie bertanya, sambil sibuk mengangkat jerami untuk para sapi peliharaanya.

"Aku ingin pergi ke Spanyol, tempat kelahiranku, di sana mungkin saja aku akan bertemu dengan mama dan papa, ayolah paman" rengek William.

Fallarie hampir tersedak mendengarnya "Cukup Will, jangan meminta lagi pada paman, bemainlah!, jangan ganggu, paman sedang sibuk" Fallarie terlihat jengkel.

William merasa terkhianati, bukankah paman yang menawarinya, dia amat rindu, mengapa tak bisa, bukankah paman memilki banyak uang? Wajah William seketika memerah. "Paman jahat! Tidak pernah memberikan yang aku butuhkan, tapi yang aku inginkan, paman tidak perhatian, sama sekali tidak, aku benci paman, lihat saja, suatu hari aku wujudkan keinginanku sendiri, tanpa bantuan paman sekalipun, ingat itu" William berlari keluar dari perternakan sapi.

Fallarie hanya bisa tertunduk setelah menyaksikan keponakanya yang telah ia rawat sekian lama berani mengatakan itu, namun dia tahu, ada benarnya kalimat William. paman tidak pernah memberikan yang aku butuhkan, tetapi yang aku inginkan.

"Bruk!" sepeda millik William di jatuhkan ke tanah yang basah sehabis hujan semalam.

Wajah william kusut, antara marah dan kecewa, dia amat kecewa, penuh sesak di dada, ingin ia berteriak untuk melampiaskannya. "Paman jahat!" Wiliam berteriak kencang di bukit yang berada di desanya.

AIR MATA, itu yang keluar dari wajahnya, dia memeras semuanya, bukan karena apapun, dia hanya ingin merasakan, merasakan bagaimana hidup bersama keluarga yang bahagia, utuh. Minggu depan adalah ujian kenaikan kelas, Semua teman-temanya sedang menyiapkan acara untuk mengisi liburan akhir semester, namun lihatlah dirinya yang hanya duduk menatap mereka pergi, hanya itu, lalu dia membantu pamanya.

***

Pekan ujian di mulai, pagi ini Wiliam harus mengerjakan soal Bahasa indonesia, dia senang karena guru favoritnya, Pak Agus sudah pulang dari kota kabupaten, dan kembali mendampingi.

Dan sepulang sekolah, dia di beritahu oleh pamanya, ada pesan masuk ke Handphone milik paman. Dia segera memeriksa setelah berganti baju.

Hai William, apa kabar? ini aku Launes. Aku meminjam HandPhone papa untuk menghubungimu

Kamu sedang ujian ya? wahh sama dong, ini adikku, dia mau mengobrol denganmu

Hai William, aku Laurenn, adik Launess, kamu kemarin bermain di rumahku ya, mungkin kamu tidak melihatku, aku sedang Camping, nah aku ingin mengajakmu, bagaimana kalau kita selesai ujian, kita berkemah, itu seru bukan? aku tunggu jawabanmu? Bye William. salam hangat dariku dan kak Launess.

Itu tulisan yang terkirim di HandPhone paman, Dari si kembar, Launess dan Laurenn. William tersenyum melihat itu, lalu dia mejawabnya.

Tentu saja aku mau, nanti aku tanya lagi kepada paman Fall, semoga di bolehkan, salam untuk Paman Aste dan Bibi Anne. Jawab William.

"Will, jangan kamu bermain HandPhone terlalu lama, ayo makan siang dulu" ajak paman Fall.

"Ya, sebentar paman" jawab William, keadaan hatinya suadah membaik, mulai menerima, apalagi Laurenn dan Launess mengajaknya liburan, itu seru sekali.

"Bagaimana? si kembar bertanya apa?" Fallarie bertanya penuh penasaran.

"Mereka mengajakku berkemah, entah dimana tempatnya, boleh aku ikut paman?" William antusias.

"Tentu sayang, kau bebas bersamanya, mereka pasti juga bersama Astenard dan juga Anne, jadi aman-aman saja" ujar Fallarie.

Ini liburan yang seru, aku bisa berkumpul bersama keluarga yang bahagia itu, mengobati semuanya. pikir William.

Bersambung.... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun