Wajah william kusut, antara marah dan kecewa, dia amat kecewa, penuh sesak di dada, ingin ia berteriak untuk melampiaskannya. "Paman jahat!" Wiliam berteriak kencang di bukit yang berada di desanya.
AIR MATA, itu yang keluar dari wajahnya, dia memeras semuanya, bukan karena apapun, dia hanya ingin merasakan, merasakan bagaimana hidup bersama keluarga yang bahagia, utuh. Minggu depan adalah ujian kenaikan kelas, Semua teman-temanya sedang menyiapkan acara untuk mengisi liburan akhir semester, namun lihatlah dirinya yang hanya duduk menatap mereka pergi, hanya itu, lalu dia membantu pamanya.
***
Pekan ujian di mulai, pagi ini Wiliam harus mengerjakan soal Bahasa indonesia, dia senang karena guru favoritnya, Pak Agus sudah pulang dari kota kabupaten, dan kembali mendampingi.
Dan sepulang sekolah, dia di beritahu oleh pamanya, ada pesan masuk ke Handphone milik paman. Dia segera memeriksa setelah berganti baju.
Hai William, apa kabar? ini aku Launes. Aku meminjam HandPhone papa untuk menghubungimu
Kamu sedang ujian ya? wahh sama dong, ini adikku, dia mau mengobrol denganmu
Hai William, aku Laurenn, adik Launess, kamu kemarin bermain di rumahku ya, mungkin kamu tidak melihatku, aku sedang Camping, nah aku ingin mengajakmu, bagaimana kalau kita selesai ujian, kita berkemah, itu seru bukan? aku tunggu jawabanmu? Bye William. salam hangat dariku dan kak Launess.
Itu tulisan yang terkirim di HandPhone paman, Dari si kembar, Launess dan Laurenn. William tersenyum melihat itu, lalu dia mejawabnya.
Tentu saja aku mau, nanti aku tanya lagi kepada paman Fall, semoga di bolehkan, salam untuk Paman Aste dan Bibi Anne. Jawab William.
"Will, jangan kamu bermain HandPhone terlalu lama, ayo makan siang dulu" ajak paman Fall.