Ini adalah sebuah kisah pendek, yang menceritakan tentang Gadis yang mandiri, tidak terlalu jelek, juga tidak terlalu cantik. Floria, itulah namanya. Dia terbiasa dengan panggilan teman-temanya. Flo.
Flo hidup bersama ibunya, yang merawatnya dengan penuh cinta dan tumbuh menjadi gadis yang periang serta santun terhadap orang tua.Â
Flo suka sekali menyanyi, membaca buku, dan mengurus kebun bersama ibunya, Faunia. Ibunya sudah lama berhenti bekerja di rumah makan pinggiran kota, dan memulai usaha baru, menjadi pengurus kebun, dan menjual hasil panen.
Semua itu dia lakukan dengan senang hati. Setiap sore. Floria membantu ibunya menyiram bunga dan sayur-mayur di kebun yang tak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar, dia menyirami semua tanaman dengan riang gembira, menyanyi merdu, hingga kupu-kupu berkumpul di sekelilingnya.
Dan itulah teman-teman Flo, para tanaman, bunga, serta hewan-hewan yang mendekati dirinya. Dia tak punya teman, semua temanya menjauhinya.
"Hah, yang benar saja, kita main dengan gadis penjual bunga, aduuhhh, maaf ya Flo, bungamu itu kalah sama bunga-bunga yang ada di luar kota dan juga di luar negeri, lebih bagus beli di mall dan toko bunga ternama" itu yang di katakan oleh teman-temanya.
Namun dia tetap sabar, dia tetap bisa bermain bersama hewan-hewan yang datang di kebunnya.
"Bu, aku ingin menjadi pengusaha" ujar Flo saat berumur sembilan tahun.
"Pasti sayang, kuncinya kau harus rajin dan tekun belajar, agar kau bisa menjadi dirimu yang kau inginkan" ujar Faunia.
Floria sangat mengidolakan bunga, hampir seluruh kamarnya dihiasi bunga, karpet bermotif bunga, lemari, jendela, baju, topi, semuanya penuh dengan bunga. Bahkan Flo tahu banyak sekali nama-nama bunga dan negara asalnya.
"Setiap bunga itu istimewa Flo, seperti halnya setiap orang, kamu harus menghargai dan menghormati mereka masing-masing" Kata ibunya.