Mohon tunggu...
Hanifah NurNabilah
Hanifah NurNabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum Keluarga STIS HK Kuningan

Nahnu Du'at Qobla Kulli Syai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terbawa Arus: Mahalnya Nilai Keistiqomahan

1 November 2024   23:29 Diperbarui: 1 November 2024   23:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jangan mau 'tuk mengalir

Sebab nanti kau akan terbawa arus

Jangan mau 'tuk berjalan

Sebab nanti kau akan hilang arah

Amigdala: Di Ambang Karam

Lagu diatas rasanya terdengar tidak asing untuk di telinga khalayak saat ini, lagu yang dibawakan penyanyi Amigdala tersebut sedang menjadi trend di Platform media sosial seperti TikTok dan Instagram. Konteks dari trend dengan backsound lagu ini mayoritas adalah para kaum perempuan muslimah yang pada awalnya memiliki pendirian dalam menjaga auratnya, kemudian terbawa arus pergaulan yang salah hingga tidak sedikit yang terjerumus hingga membuka auratnya. Tidak sedikit juga yang justru terbawa arus sebaliknya, yakni terbawa arus positif yang membuat pendiriannya terhadap menutup aurat justru semakin kuat.

Dari fenomena ini satu hal yang dapat kita sorot adalah bahwa keistiqomahan adalah sesuatu yang mahal yang tidak semua orang dapat memilikinya. Perlu kita ketahui makna istiqomah yakni kata yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna teguh pendirian dan sikap konsisten dalam kebaikan, dalam KBBI kata istikamah memiliki makna sikap teguh pendirian dan konsekuen. Di dalam Al Quran Surat Al Ahqaf ayat 13-14 Allah SWT berfirman;

 

13. Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah," kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. 14 Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.

Penjelasan ayat diatas menurut tafsir Wajiz yakni bahwa orang-orang yang tetap berpendirian teguh dalam melaksanakan tuntunan Allah, mereka tidak akan memiliki rasa khawatir dan rasa takut terhadap apa yang akan terjadi bagaimanapun dahsyatnya itu dan mereka juga tidak akan bersedih hati terhadap apapun yang mereka alami. Mereka adalah para penghuni syurga yang akan kekal berada di dalamnya sebagai bentuk balasan atas keistiqomahan mereka.

Istiqomah bukanlah jalan yang mudah untuk dijalani dan dilalui, pastinya setiap manusia mengalami berbagai cobaan dalam kehidupannya yang menjadikan ia tetap beristiqomah atau tidak beristiqomah di dalam jalan kebaikan. Keimanan seorang mukmin pastinya mengalami gejolak naik turun, sebagaimana sabda Rasulullah SAW di dalam haditsnya;

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ''Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan La Ilaha Illallah.'' (HR Ibn Hibban).

Naik turunnya keimanan adalah sesuatu yang niscaya, maka kita sebagai seorang muslim dapat menjaga keimanan tersebut salah satunya adalah dengan jalan istiqomah. Menurut Buya Yahya dalam kanal Youtubenya menjelaskan bahwa ada tiga kunci dalam suskesnya keistiqomahan kita yaitu;

1. Memahami bahwa istiqomah adalah tanda keikhlasan

Konsisten dalam kebaikan menjadi tanda bahwa kita ikhlas dalam dalam menjalani kebaikan tersebut. Ikhlas adalah ketulusan dan bersihnya hati ketika melakukan kebajikan, tanpa mengharapkan balasan, tidak juga mengharapkan pujian dan penghargaan. Suatu amal perbuatan dilakukan hanya dengan mengharapkan ridho Sang Pencipta yakni Allah SWT. Istiqomah dalam kebajikan berarti perbuatan tersebut dilakukan dengan keikhlasan semata sehingga tidak berat menjalaninya secara terus menerus dan konsisten. 

2. Berkumpul dengan orang-orang yang baik

Lingkungan memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepribadian, karakter dan kebiasaan hidup kita, karena manusia akan selalu mencoba beradaptasi dengan bagaimana manusia-manusia lain di sekitarnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa ketika seseorang berteman dengan penjual minyak wangi maka setidaknya dia akan mendapatkan wanginya, dan ketika seseorang berteman dengan pandai besi maka setidaknya dia akan mendapatkan asap dari pembakarannya. Dengan berada diantara kumpulan orang-orang yang berbuat kebaikan maka kita juga akan termotivasi untuk mengikuti amalan kebaikan tersebut. Keistiqomahan akan ringan dijalani ketika kita memiliki teman yang sama-sama berjuang untuk istiqomah dalam kebaikan juga.                                               

3. Meminta keistiqomahan kepada Allah SWT

 Allah SWT yang maha membolak-balikkan hati setiap insan manusia, tentunya tidak ada daya dan upaya manusia kecuali atas kehendak-Nya juga. Maka dalam istiqomah ini, kita sebagai hamba adalah suatu kewajiban dan kebutuhan untuk selalu berdoa dan meminta kepada Allah SWT untuk selalu berada dalam jalan kabaikan dan kebenaran. Termasuk juga agar kita selalu istiqomah dalam setiap amal kebaikan yang kita kerjakan.

Istiqomah adalah barang mahal karena tidak semua orang mampu melakukannya, namun tidak berarti juga tidak perlu kita perjuangkan untuk mendapatkannya. Istiqomah menjadi puncak tertinggi amal perbuatan yang kita lakukan, karena ketika kita sudah mendapatkan keistiqomahan itu niscaya kehidupan yang kita jalani akan senantiasa berada dalam kebajikan, dan amal kebajikan tersebut tentunya akan mendatangkan pahala kebaikan yang menjadi bekal kita untuk kehidupan yang lebih kekal yakni kehidupan akhirat kelak. Wallahu a'lam bi Showab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun