AGAMA SEBAGAI PEDOMAN DASAR DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Muhammad Haafidz Farabi
Npm: 2421020027
Abstract
Religion according to the Big Indonesian Dictionary is a system or principle of belief in God, or
also called by the name Allah, Dewa or other names with teachings and obligations related to
beliefs. Religion is the basic guideline of human life in directing the common good in every
cornerstones of life, religion is also a means of overcoming problems, as well as providing calm
in overcoming problems.
And religion is a system that regulates belief and worship of God (or something similar) as well
as rules related to customs and worldview that connect humans with the order of life, the
implementation of religion can be influenced by local regional customs.
Pendahuluan
Banyak ahli menyebutkan agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu "a" yang berarti tidak dan
"gama" yang berarti kacau. Jamak agama berarti tidak kacau. Dengan demikian agama itu adalah
peraturan, yaitu peraturan yang mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang
gaib, mengenai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama. Ada beberapa istilah dari agama,
antara lain religi, religion (Inggris), religie (Belanda), religio (Bahasa Latin), dien (Arab). Dalam
bahasa Arab, agama di kenal dengan kata al-din dan al-milah. Kata al-din mengandung beberapa
arti al-mulk (kerajaan), al-izz (kejayaan), al-dzull (kehinaan), al-ikrah (pemaksaan), al-ihsan
(kebajikan), aladat (kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-thaat (taat), alislam al-tauhid
(penyerahan dan mengesakan Tuhan).
Menurut Daradjat agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang
diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi dari pada manusia. Sedangkan Glock dan Stark
mendefinisikan agama sebagai sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku
yang terlembaga, yang kesemuanya terpusat pada persoalanpersoalan yang dihayati sebagai
maknawi (ultimate Mean Hipotetiking).
(Hasan,2022)
Kedudukan agama sebagai keteraturan mengisyaratkan bahwa ia merupakan sumber nilai moral
mencakup keseluruhan aktivitas hidup manusia, baik bersifat pribadi, sosial, dan khususnya
menyangkut ritualitas ketuhanan. Persisnya, agama adalah sumber nilai keseluruhan hidup,
landasan dalam berpikir maupun bertindak yang menuntun setiap penganutnya agar senantiasa
menjunjug tinggi prinsip moralitas, humanisme, dan religiositas. Agama selalu menyebarkan
pesan-pesan kedamaian, keluhuran, kebajikan, dan kebaikan universal bagi seluruh umat
manusia. Secara teologis, kedudukan agama sebagai sumber moral adalah pengertian yang
berlaku umum bagi semua agama-agama dunia, baik agama samawi maupun non-samawi.
Begitupun dengan Islam, semenjak awal kehadirannya Islam memiliki visi universalitas yang
bertumpu pada penegakan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas umat (rahmah li al-'lamn).
Visi tersebut tercemin jelas dalam kerasulan Muhammad yang memiliki tujuan utama melakukan
penguatan dan perbaikan moral manusia. Melalui kemunculan Nabi Muhammad dan ajaran
Islam secara khusus, kehidupan manusia yang dulunya dipenuhi oleh ragam keburukan,
pertentangan, dan segala bentuk praktik amoral yang berakar pada kebodohan (Jahiliyah),
kemudian diubahnya pada jalan moralitas, keadilan, dan pembelaan terhadap semua prinsip
kemanusiaan. Semuanya bermuara pada ketercerahan hidup, baik dalam berpikir, bertindak,
bersikap, dan berperilaku. Aspek pencerahan inilah yang kemudian juga ditanamkan dalam
prinsip ajaran Islam hingga sekarang, sebagaimana termuat dalam sumber utamanya, yakni
alQur'an dan Hadis. Pada dasarnya, Islam menempatkan dirinya sebagai jalan kebijaksanaan
(hikmah) yang membuka diri terhadap keberadaan akal, ilmu, dan menempatkan sesuatu
berdasarkan tempatnya masingmasing.9 Pengakuan al-Qur'n terhadap keberadaan akal
mengindikasikan atas ketiadaan pertentangan antara akal dan al-Qur'n. Pesanpesan yang
terkandung dalam al-Qur'n akan dapat termanifestasikan dalam kehidupan manakala diolah
melalui akal. Tanpa aktualitas akal, maka teks al-Qur'n beserta makna yang terkandung di
dalamnya akan menjadi realitas absurd. Baik akal maupun al-Qur'n keduanya memiliki relasi
dialektis yang bersifat produktif yang dapat menghasilkan sintesis dan berfungsi strategis bagi
keberlangsungan hidup dan peradaban manusia. Karenanya, menganulir kehadiran dalam
kedudukan akal sebagai instrumen perwujudan hikmah Islam,
(zamzani,2016)
Pembahasan
A. Pedoman Hidup Manusia
Agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan manusia dan
mengarahkannya kepada kebaikan bersama. Agama dan beragama adalah satu kesatuan namun
memiliki makna yang berbeda.
Agama merupakan sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat
kemanusiaannya. Beragama artinya kita berupaya belajar untuk mengamalkan ajaran agama
dalam setiap aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antar sesama,
alam semesta maupun dengan Tuhan. (Kemenag 2021).
agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik.
Untuk itu, semua penganut agama yang meyakini agama yang dianutnya akan senantiasa
melaksanakan segala hal yang ada dalam ajaran agama tersebut. Mengenai ini Manusia tidak bisa
dilepaskan dengan agama, oleh karena itu agama dan Manusia berhubungan sangat erat sekali.
ketika manusia jauh dari agama, maka akan ada kekosongan dalam jiwanya Semua agama
idealnya diturunkan Tuhan kepada manusia untuk dijadikan pegangan hidup yang etis, yang
bermoral, agar terjadi keadilan, atau keseimbangan, baik secara perseorangan maupun keluarga.
Latar belakang lahirnya agama karena adanya masalah kekuatan yang dianggap lebih tinggi dari
kekuatan yang ada pada dirinya. Agama merupakan suatu kepercayaan tertentu yang dianut
sebagian besar masyarakat yang merupakan tuntunan hidup. Agama menyangkut kepercayaan-
kepercayaan dan berbagai prakteknya, serta benar-benar merupakan masalah sosial yang pada
saat ini senantiasa ditemukan dalam setiap masyarakat. Agama dapat memberi sumbangan positif
bagi perkembangan sosial umat manusia apabila agama ditempatkan pada tempatnya. Agama
memberi sumbangan positif bagi masyarakat berupa pemeliharaan dan peningkatan solidaritas
sosial umat manusia. Agama juga berperan dalam pengintegrasian nilai-nilai dan norma-norma
sosial dan juga dalam pengukuhan nilai-nilai. Agama dalam konteks ini membawa ajaran
universal yang selalu mementingkan konsep nilai-nilai yakni kemanusiaan, saling menghargai,
saling tolong-menolong, dan perdamaian. (Teresia, 2022)
B. Islam sebagai Pilihan Hidup
Banyak orang yang memilih Islam karena merasa lebih rasional dan lebih cocok dengan hati
nuraninya, tetapi tidak sedikit pula yang memilih Islam karena terpaksa, tidak ada pilihan lain,
"ikut-ikutan" pada pilihan orangtua yang sudah Islam lebih dulu. Walaupun mengikuti tradisi
(asal tradisi yang baik) akan berdampak yang baik juga, namun karena Allah SWT sudah
memberikan potensi akal dan nurani kepada manusia, maka akan lebih baik jika kedua potensi
tersebut disyukuri dengan cara memaksimalkan penggunaanya sesuai keinginan Sang Maha
Pemberi dan Pengatur, yakni Allah SWT. Secara bahasa, berasal dari kata /
 yang
berarti selamat (as-salm), damai dan tentram, (al-shulhu wa al-amn), berserah diri (al-
istislm), tunduk (al-khudl'/al-id'zn), patuh (al-th'ah). Jadi, Islam berarti keselamatan dan
kedamaian karena berserah diri hanya kepada Allah SWT yang tidak ada Tuhan selain Dia.
Sedangkan Islam menurut istilah adalah dn atau agama yang bersumber dari Allah SWT yang di
bawah melalui para Rasul-Nya, sejak Nabi pertama: Adam as hingga Nabi terakhir: Muhammad
saw untuk kemaslahatan manusia di dunia dan di akihirat. Namun karena agama -- agama
samawi (langit) sudah dirubah oleh manusia sehingga tidak orisinil lagi maka istilah Islm hanya
ditujukan kepada apa yang dibawah oleh Nabi Muhammad saw yakni sesuatu yang ditrunkan
Allah SWT di dalam Al-Qur'an dan al-Sunnah yang sahih berupa aturan yang berisi perintah,
larangan dan petunjuk untuk kemasalahatan manusia di dunia maupun di akhirat kelak.
slam yang berpedoman pada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw dirancang oleh Allah SWT
untuk mengatur hidup manusia demi terciptanya kemaslahatan hidup di dunia maupun diakhirat.
Tetapi mustahil hal ini dapat dicapai tanpa memperbaiki hubungan dengan Allah SWT karena
akhirnya seluruh manusia akan kembali dan menuju kepada-Nya. Allah SWT berfirman:
"Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh -- sungguh menuju Tuhanmu,
maka pasti kamu akan menemui-Nya" (Q.S. Al-Insyiqaq/84: 6).
Untuk menuju kepada Allah SWT, maka manhaj (metode) yang digunakan haruslah menhaj
rabbni yang murni bersumber dari Allah SWT yang dirisalahkan kepada Rasul-Nya yang
terakhir: Nabi Muhammad saw. Murni yang dimaksud di sini adalah ajaran Islam selamat dari
penyimpangan dan percampuradukan dengan spekulasi-spekulasi pemikiran manusia, yakni
murni sumbernya, murni aqidahnya dan murni syari'atnya. Allah SWT telah menjamin
kemurnian sumber ajaran-Nya:
 "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya" (Q.S. Al-Hijr/15: 9).
Hanya Al-Qur'an satu-satunya Kitab Suci dari Allah SWT yang masih terpelihara dari perbuatan
akibat ulah "jahil" manusia. Kesucian Al-Qur'an dapat terjaga karena memang ada jaminan
penjagaan dari Allah SWT. Siapapun -termasuk Nabi seklipun- tidak memiliki wewenang dan
kemampuan membuat Al-Qur'an. Allah SWT mengancam Nabi jika berani memalsukan Al-
Qur'an. Allah SWT berfirman: "Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta
alam. Seandainya Dia (Muhammad) Mengadakan sebagian Perkataan atas (nama) Kami,
niscaya benar-benar Kami pegang Dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami
potong urat tali jantungnya" (Q.S. Al-Haaqqah/68: 43-46)
(LPPI, 2014)
C. Agama menjadi pedoman dalam Mengatasi masalah
Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad mengajak pada kedamaian dan keselamatan.
sejarah yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad tersebut dijadikan pedoman sepenuhnya dalam
menyelesaikan persoalan kehidupan, tidak terkecuali pada kehidupan modern seperti sekarang
ini, maka berbagai problem yang terjadi pada akhir-akhir ini akan terselesaikan oleh konsep
Islam. Dari manapun asalnya, apapun alirannya, kelompok, dan madzhabnya, maka umat Islam
secara bersama-sama akan berjuang agar bisa bersatu, sebab utusan Allah memberikan contoh
yang demikian itu. Di antara kelompok masyarakat tidak terjadi saling menyalahkan, menghujat,
dan atau menganggap sesat.
Kesenjangan, baik yang terkait dengan kehidupan social, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain
akan diselesaikan dengan berpedoman pada ajaran Islam. Islam mengajarkan pada sehari
semalam, menjalankan shalat lima waktu berjama'ah di masjid, maka setelah tempat ibadah itu
selesai dibangun segera digunakan, oleh karena Nabi juga melalukan hal seperti itu. Para fakir
miskin, anak yatim, orang yang sedang dalam perjalanan dan mengalami kesulitan tidak akan
menderita dan atau kekurangan, oleh karena siapapun yang berlebih akan memberikan
kepeduliannya kepada mereka yang mengalami kesulitan dan kesusahan.
(Iman suprayogo, 2016)
Akhlak yang bersumber dari hati akan selalu dipelihara dan dikedepankan, oleh karena umat
Islam selalu dianjurkan mencontoh kehidupan Nabi Muhammad yang juga selalu memberikan
ketauladanan tentang akhlak yang mulia itu. Jika demikian itu, maka Islam memang memberi
solusi terhadap semua problem dalam kehidupan ini. (Iman, 2016)
Kesimpulan
agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu "a" yang berarti tidak dan "gama" yang berarti
kacau. Jamak agama berarti tidak kacau. Dengan demikian agama itu adalah peraturan, yaitu
peraturan yang mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang gaib, mengenai budi
pekerti dan pergaulan hidup bersama.
Agama memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia menjadi landasan dan pedoman
hidup dalam kehidupan social masyarakat, agama memiliki urgensi dan fungsi yang sangat
penting dalam membantu kehidupan masyarakat diantaranya,; agama sebagai pedoman hidup,
sarana mengatasi masalah, agama dapat menjadi saran dalam mengatas frustasi, ketakutan dan
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diluar kemampuan manusia itu
sendiri. Agama memberikan ketenangan dan kemantapan batin bagi pemeluknya sehingga
pemeluknya merasa dilindungi dan menjalani ketenangan hidup, agama memberikan motivasi
serta harapan, dan Agama merupakan pemberi jalan hidup, seperti halnya di dalam kutipan surat-
surat ini,
"Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu
adalah Tuhan yang Esa. Maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)".
(Q.S. Al-Ambiya/21: 107-108).
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui" (Q.S. Saba'/34: 28)
Dengan demikian agama merupakan pondasi kehidupan dalam segala aspek kehidupan,
masyarakat indonesia memiliki kepercayaan dalam berbagai agama yang menjadi pedoman
hidupnya, namun setiap agama memiliki tujuan yang sama yaitu mengajarkan kebaikan terhadap
sesame makhluk ciptaannya.
Daftar Pustaka
Hasan,MA. (2022). Kajian Teori Pengertian Agama Jurnal IAIN kudus. universitas Islam negri
kudus.
Kemenag, (2021). Perananan Agama dalam kehidupan Keseharian Umat. Kementrian Agama
Republik Indonesia
Iman,s. (2016). Seharusnya Agama Menjadi Solusi Problem Kehidupan. UIN Maulana Malik
Ibrahim.
LPPI (2014). Islam sebagai pilihan hidup. Jurnal Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H