“DI NEGRI KAMI TUBUH PEREMPUAN BUKAN MILIK PEREMPUAN
DADA DAN PAHA SUDAH DIJATAHKAN
BUAT BIRO IKLAN DAN WARTAWAN
VAGINA DAN RAHIM ADALAH LAHAN RESMI
PROYEK NASIONAL KB”
Sepenggal puisi karya Aril Hariyanto diatas adalah ungkapan keprihatinan atas ekploitasi terhadap perempuan oleh media massa. Kehadiran perempuan dalam media massa (terutama iklan) memang bukan hal baru, namun ekploitasi terhadapnya oleh media massa belakangan ini bisa dibilang sangat memprihatinkan. Mempertontonkan anggota-anggota tubuh perempuan berikut lekuk tubuhnya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari industry periklanan hari ini.
Semua tentu paham dengan sifat iklan yang persuasif, namun mengekploitasi tubuh perempuan demi kepentingan bisnis adalah sebuah tindakanyang tak lagi pantas dianggap maklum. Pada dasarnya Kekuatan utama iklan terletak pada bahasa, gambar, serta penggarapan kreatif tata letak dan penyajianya. Namun entah mengapa para pembuat iklan seolah telah kehilangan daya kreatifnya dengan menjadikan tubuh perempuan seolah sebagai satu-satunya media pemikat konsumen yang paling ampuh.
Bukankah langkah kreatif sudah dicontohkan produk rokok dalam memasarkan produk mereka. Tak ada aktivitas orang merokok, tak ada gambar gambar rokok, apalagi menyajikan kemolekan tubuh perempuan. Nyatanya produk rokok masih laris manis dipasaran. Dalam beberapa iklan rokok justru banyak yang menanamkan tentang arti persahabatan, kebersamaan, cinta tanah air atau kegigihan. Namun buang jauh anggapan bahwa tulisan ini adalah upaya mendukung penyebaran rokok.
Mari kita hindarkan penikmat sajian televise dari sajian yang dapat merusak moral bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H