Kisah percintaan yang terjalin diantara senior dan junior dalam sebuah organisasi itu menggelikan. Dengan alasan pengkaderan misalnya, senior kerap kali melancarkan rayuan-rayuan kain bekas (Gombal) kepada adek tingkat. Dalihnya sih biar si adek tingkat tetap betah bertahan dalam organisasi tersebut, "karena ada seseorang yang membuat si-Junior betah di organisasi" katanya. Namun ada juga yang tidak jujur (munafik) dengan mengatakan bahwa Hubungan yang terjalin diantara keduanya murni tumbuh setelah berproses bersama, melalui proses komunikasi (transaksional) yang panjang, dan akhirnya menemukan kecocokan. Maaf , saya kurang percaya kepada Pembenaran anda.. L
Kepolosan anak baru, menjadi sisi yang di eksploitasi oleh para senior. Dengan berbekal petuah dari embah buyut, “ciptakan kesan pertama yang menarik, maka kamu aku memukau dia selamanya” sang senior (yang belom laku) melancarkan project hormonal-nya. Tetua organisasi yang belum laku itu (senior) menampakan dirinya sebagai sebuah pribadi yang bijaksana, religious (tiba-tiba rajin sholat), Pintar (sok tau), Rapid an menarik (mendadak rajin mandi). Alhasil anak baru yang masih polos dan labil (gue banget) terpukau dengan mas senior. Si-Junior beranggapan bahwa dia telah menemukan seseorang yang tepat menjadi pendamping hidupnya, yang mampu mengarahkanya dalam mengarungi belantara kampus yang jahat.
Ada memang organisasi dengan sistem pengkaderan macam ini yang justru eksis bahkan besar dan sehat (Pramuka misalnya). Tapi yang lazim terjadi dalam organisasi yang didalamnya berkembang budaya memacari adek tingkat adalah ricuh, penuh konflik, tidak professional, dan potensi yang coba dikembangkan dalam organisasi tidak maksimal. Penyebab yang biasa terjadi adalah dibawanya konflik diantara 2 individu yang sedang pacaran ke organisasi. Tak jarang pula terjadi kasus cinta segitiga yang berujung pada sakit hati pihak yang kalah.
Cinta memang milik semua orang. Membangun relasi percintaan dengan adek tingkat, anak baru, junior dan kepada siapapun memang tidak melanggar norma dan nilai. Namun kata Dadali dalam syair lagunya (Band yang berhasil membuat ricuh di-mantan-kampusku), cinta itu tulus. Rasa itu harusnya didasari atas kejujuran dan ketulusan, dan bukan tipu-tipu.
NB (ndak bener): Aku dari awal berorganisasi sampai akhirnya lulus kog tidak ada senior yang menjadikan aku pacarnya yaa, padahal aku kan polos dan imut. :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H