Mohon tunggu...
Ruhan
Ruhan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang-orang sawah

Mencintai alam, bukan dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kosong Dua

28 Juni 2024   17:10 Diperbarui: 28 Juni 2024   17:20 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa cinta bertemankan derita? Apa mungkinkah cinta terlalu mewah untuk sang terluka? Dikekang benang jahitan bekas luka. Ketika detak detonator kehabisan masa, rasa itu meledak dalam rongga dada. Membisu mengingkari berisiknya narasi menadakan rasa. Membeku ditengah sengatan terik menyala. Terpaku menghujam melahatkan diri berputus asa. Kapankah rasa ini akan melahirkan kata. Tanpa drama dan sayat-sayatan dosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun