Jagad hiburan di Indonesia sempat heboh beberapa waktu lalu, tak kala ada seorang pesulap dari Indonesia yang berhasil menaklukan panggung America’s Got Talent (AGT). Empat juri berhasil dibuat terpesona oleh aksi panggung yang diperagakan oleh pesulap Indonesia tersebut.
Demian Aditya nama pesulap tersebut berhasil menyihir para juri dan juga membuat hampir 14 juta orang menonton pertunjukkannya melalui Youtube dari seluruh dunia. Seharusnya hal ini sudah cukup membuat bangga bangsa Indonesia dimana ada anak bangsa yang karyanya dihargai oleh negara lain.
Namun rupanya tidak semua anak bangsa bisa menerima dan berbangga dengan apa yang telah dicapai Demian, suara – suara sumbang mulai bermunculan terkait aksi beraninya tersebut. Ada yang bilang pembong, penipu, sok – sokan, bahkan istri Demian juga tidak lepas dari sasaran cemoohan dengan dibilang lebay dll. Pokoknya kata – kata yang tidak enak didengar apalgi diucapkan.
Lantas bagaimana sikap kita sebaiknya akan hal ini ? apakah Demian memang “membohongi” kita? Istrinya bersikap berlebihan? Kita juga ikut – ikutan menghujat mereka? Tentu saja tidak. Mungkin kita tau apa itu sulap terlebih dahulu sebelum menghakimi dengan keja mereka yang sudah total bekerja.
SUulap sejatinya adalah suatu seni, seni itu pada ujungnya adalah untuk memberikan suatu sentuhan emosi kepada yang menerimanya, bisa tertawa, menangis, marah dan lain sebagainya. Jadi yang disentuh adalah emosi. Sulap adalah suatu ketrampilan dan tetnunya membutuhkan skill dan juga latihan yang cukup banyak. Melihat sulap jangan beranggapan seperti melihat dunia nyata. Lihatlah sulap seperti kita menonton film. Bahwa apa yang terjadi di film adalah semuanya rekaan. Semuanya sudah disetting sedemikian rupa. Ada aktor utamanya ada peran pembantunya ada juga orang – orang yang terlibat langsung dan tidak langsung agar film tersebut sukses. Begitu juga dengan sulap selain skill yang dipiliki oleh pesulap tersebut, Dia juga harus ditunjang dengan tim yang bekerja dengan baik.
Kita bisa bilang film itu bohong – bohongan tetapi kita masih juga menontonnya, mengapa kita tidak bisa berlaku demikian saat menonton sulap. Dapat dipastikan ada trik dibalik setiap pertunjukkan sulap. Apakah dengan membongkar trik sulap lantas kita merasa dibohongi? Lah khan dari awal juga kita sadar bahwa kita memang ingin menonton hal tersebut. Kalau memang dari awal tidak mau menonton ya sudah tidak usah saja. Kritik terhadap para pesulap seharusnya bukan kepada bagaimana kita bisa membongkar trik trik yang ada melainkan kita menilai bagaimana sang pesulap membawakan triknya di panggung. Semakin pesulap bisa membuat orang penasaran, membuat orang bertanya – tanya. Maka pesulap itu dianggap berhasil diatas panggung.
Kita juga tidak pernah protes bahwa aktor – aktor laga Hollywood banyak memakai peran pengganti dalam melakukan adegan berbahaya, atau bahkan kejadian – kejadain yang ada di film adalah permainan dari animasi komputer. Kita menonton ya menonton saja, menikmati jalan cerita tanpa perlu repot meilhat proses produksinya.
Yakinlah Demian telah berlatih cukup keras untuk dapat tampil dipanggung tersebut. Dan perlu diingat apapun pekerjaan pastinya ada resiko, termasuk juga dalam hal trik sulap. Main film aja kadang ada yang patang kaki beneran bahkan ada yang sampai meninggal. Apalagi bermain sulap.
Jadi sekali lagi hargailah usaha mereka, nikmati saja setiap pesulap saat mereka menunjukkan trik triknya. Kalau memang penasaran bagaimana mereka melakukan hal tersebut bolehlah cari informasi di dunia maya. Setelah mengetahui hal tersebut berfikirlah bahwa anda kemampuan analisanya hanya dengan melihat paparan orang lain.
Kecuali kalo anda bisa langsung mengetahui trik pesulap tersebut saat pertama kali mereka tampil dipanggung. Kalau begitu anda mungkin berbakat jadi pesulap. Kalau tidak bisa maka tidak perlu juga mencemooh atau merendahkan mereka yang sudah berusaha tampil sebaik mungkin. Jadi tolong dibedakan antara sulap dan pertunjukan ilmu hitam. Tinggal menikmati saja masih complain, bagaimana disuruh melakukan, gitu aja kok repot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H