Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Mark Selesai Dengan Dirinya

2 Desember 2015   18:54 Diperbarui: 2 Desember 2015   19:28 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kesadaran untuk “berhenti” mencari kepuasan duniawi adalah salah satu yang tersulit dilakukan oleh siapapun itu dan dimanapun. Terlebih disaat posisi kita sudah berada di jalur yang sangat tepat untuk memperoleh dan menambah hal tersebut.

Muda, pintar, dan kaya raya, adalah tiga kata untuk menggambarkan sosok Mark Zuckerberg saat ini. Dia adalah pemegang saham dari media sosial terbesar di dunia “Facebook” dengan kekayaan hampir mencapai 303 Milliar Us Dollar. Dengan makin berkembangnya industri Komunikasi tentunya Facebook dapat dikembangkan menjadi mesin uang yang lebih dasyat dari sekarang ini. Mungkin status manusia paling kaya di dunia tinggal menunggu waktu saja bagi Mark.

Tetapi semua hal itu sepertinya tidak akan terwujud. Selang beberapa hari setelah anak pertamanya lahir Mark mengumumkan bahwa dia akan melepas 99% saham Facebook, dan yang terpenting adalah nilai saham tersebut akan diberikan untuk kegiatan amal. Walaupun pelepasan saham itu tidak langsung tetapi secara gradual sepanjang hidup Mark,disinilah kita perlu belajar dari Mark. Tentang bagaimana manusia yang sudah selesai dengan dirinya.

Selama mengembangkan Facebook dari dulu sampai sekarang sudah terlihat bahwa Mark bukanlah orang yang “neko-neko”. Dari gaya berbusananya ( itu – itu saja), mencari pasangan hidup ( bukan dari kalangan artis), acara pernikahan juga sederhana, rumah pun biasa saja (kalau mau dibandingkan)dengan harta yang dia miliki). Satu kata buat Mark : sederhana.

Tidak ada kebahagiaan yang didapat seorang pria  menikah, selain mendengar suara tangis anak pertamanya. Apalagi anak tersebut sudah dinantikan cukup lama. Begitu juga yang terjadi dengan Mark. Sudah lengkaplah hidup ini. Materi ada, Istri ada, rumah ada, sekarang ditambah hadirnya seorang anak. Mau ngapain lagi? Kehadiran seorang anak memang sangat berdampak besar dalam keluarga, apalagi bagi seorang pria yang telah berubah menjadi seorang ayah. Tanggung jawab tentunya akan lebih besar. Kebanggaan sudah pasti. Prioritas hidup Mark sekarang bukan Facebook lagi, tetapi ke keluarga, istri dan anaknya. Dia sadar bahwa semua kebahagiaan yang dirasakan saat ini, harus dia bagikan ke semua orang. Tidak boleh egois.

Maka terdengarlah berita bahwa dia akan melepas 99% sahamnya di Facebook, sebagai pertanggungjawaban moral dia kepada masyarakat di seleruh dunia atas semua yang telah dia nikmati sekarang. Selesai dengan dirinya bukan berarti tidak punya ambisi, juga bukan tidak punya hasrat untuk berkembang, apalagi tidak giat lagi untuk bekerja. Bukan itu, ambisi, hasrat, etos kerja tetap ada, tetapi yang membedakan adalah tujuan yang akan dicapai.

Tujuannya sekarang bukan lagi materi, bukan lagi tahta kekuasaan, bukan lagi penghormatan karena kekayaanmu, tetapi lebih kepada apa yang dapat dilakukan untuk membantu sesama, amal ( charity) adalah ladang pekerjaan yang membutuhkan sumber daya yang sangat-sangat besar. Berapapun itu pasti akan kurang. Disitulah Mark merasa tergerak.

Kalau saat ini dia bisa menikmati mandi dengan air bersih, minum dari air yang sehat, maka obsesinya saat ini adalah membantu negara / daerah yang kekurangan air bersih. Kalau dulu dia membuat Facebook hanya sebagai sosial media penarik iklan, maka obsesinya sekarang adalah menjadikan Facebook sebagai tempat belajar banyak hal bagi masyarakat / daerah yang belum terjangkau internet. Atau masih banyak hal lain yang menjadi obsesinya saat ini.

Yang menjadi pertanyaan adalah,  kapan kita selesai dengan diri kita sendiri ? Mungkin kita tidak sekaya atau seterkenal Mark, tetapi ada baiknya kita sedikit merenung apa lagi yang dikejar dalam hidup ini, selain berbakti bagi Pencipta dan berguna bagi masyarakat Sekitar.

Apalagi untuk para pejabat di negeri ini, terkhusus yang duduk di senayan. Kapan kalian berani berucap bahwa kalian sudah selesai dengan dirinya sendiri?

Kalau di Amerika sana, Mark berkeinginan melepas 99% saham, disini malah rebutan saham sampai membuat gaduh seluruh negeri....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun