Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bisa Apa Garuda di Kandang Gajah?

17 Desember 2016   09:35 Diperbarui: 17 Desember 2016   09:43 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau  saja pertandingan pada hari ini ( 17/12/2016) adalah bukan pertandingan final, Mungkin  hanya pertandingan ujicoba atau pertandingan babak – babak awal disebuah turnamen, tentunya jawaban akan pernyataan diatas adalah rasa pesimis yang akan lebih besar muncul dari rasa optimis. Tetapi ini adalah pertandingan final, dan pertandingan final jelas bahw atmosfer  serta tekanan yang sangat besar, baik kepada “Si Garuda” maupun “si Gajah”.  Ditambah Gadjah harus mampu mencetak gol ke gawang Garuda, dikarenakan pada pertandingan sebelumnya Garuda mempunyai modal kemenangan 2-1 di kandang.

Kembali ke peryatanaan diatas, Jawabannya tentu cuma dua yaitu : kalah dan predikat “juara tanpa mahkota” tetap melekat  terus , atau berhasil mengungguli  Gadjah dengan menang atau menahan seri, sehingga Garuda berhasil menetaskan telur juara untuk pertama kalinya.

Tentunya tidak mudah bertanding di kandang Gadjah, karena dari segi apapun Garuda harus diakui masih dibawahnya.  Sebagai tuan rumah tentunya Gadjah akan terus menyerang tanpa henti demi menyarangkan gol kemenangan. Dan itu adalah suatu kepastian. Dengan ahli racik mantan kaptennya dan didukung oleh ribuan pendukungan tentunya bukan hal mudah untuk sekedar menahan amukan  Gajah di kandangnya.

Garuda harus pandai pandai mengatur ritme pertandingan, pilihan bermain terbuka tentunya bukan opsi yang baik untuk dilakukan, tetapi “parkir” di depan kandang juga bukan opsi yang bijaksana. Keunggulan Garuda sejauh inilah pada kecepatan kedua sayapnya. Sedikit berkurang karena sayap andalannya disebelah kanan mengalami cidera. Hal ini mungkin sedikit bedampak pada skema permainan yang akan diusung oleh sang juru taktik.

Kalau saja si sayap kanan tidak cidera tentu saja, para bek – bek Gajah tidak terlalu berani terlalu maju untuk menyerang. Karena mereka sadar pasti kalah kecepatannya kalau adu sprint, (tapi kalo adu body mungkin mereka bisa menang). Dengan segala kompleksitas, tekanan, dan tuntutan untuk minimal membawa hasil seri. Skema agak definsif mungkin akan menjadi pilihan. Kalau biasanya timnas menggunakan 4-4-2 atau 4-5-1, maka untuk pertandingan besok mungkin sang juru taktik akan memakai 4 -2 -3 – 1 atau 4-1-1-3-1

Memakai 4 full back tentunya adalah opsi yang mungkin sudah baku untuk Garuda di tournament ini. Nah dikarenakan situasi besok Indonesia bakal mendapat gempuran habis – habisan dari amukan Gadjah, memakai 2 gelandang bertahan di depan dua center bek adalah pilihan yang logis. Pengaturan gelandang bertahan bias diatur apakah berdiri sejajar atau bias depan belakang. Bek – bek atau gelandang yang bernaluri bertahan sebaiknya dapat dipasang diposisi ini, dengan 2 filter didepan dua center bek tentunya akan menambah rasa aman dari serangan di lini tengah.

Bagaimana dengan pertahanan sayap. Kita ingat kemarin dikandang Garuda gol  Gajah,merupakan buah dari operan dari sisi sayap, diharapkan dua gelandang bertahan bias fleksibel untuk untuk segera membentuk formasi  5-1-3-1. Untuk mengamankan daerah cental pertahan dari serangan sayap. Dengan tiga bek, apalagi kalau bek – bek tersebut mempunya postur yang menjulang tentunya akan menyulitkan bagi striker Gajah untuk memenangkan duel udara.

Apakah Garuda hanya bertahan saja? Tentu saja tidak masih tersisa 4 pemain yang bias dijadikan harapan untuk dapat mencuri gol kemangan. Apakah itu hal mustahil, sekali lagi tidak. Dengan kecepatan yang dimiliki ditambah visi permainan dari sang kapten. Harapan itu tetap ada, bahkan sangat terbuka.

Serangan balik yang rapi adalah jawabnnya. Bisa dari sayap kiri maupun kanan, kalau sayap kiri tidak perlu diragukan lagi kecepatannya dan visi permaiana, hanya sebelah kanan saja yang harus jeli siapa yang akan dipasang. Karena beberapa kali “sang pemain”pengganti kurang dapat berkontribus maksima. Bolehlah dicoba pemain lain usul saya. Jangan terlalu memaksa yang itu – itu terus. Oh ya untuk memeberi terapi kejut boleh juga posisi kedua sayap diubah. Khan bingung tuh bek gajah. Atau kalau memang tidak permanen di ubah ya mereka bias bergantian tukar posisi. Kanan ke kiri kiri ke kanan. Pasti merepotkan.

Lini tengah penyerangan memang hanya bertumpu pada “Pemain dari negeri seberang” dan “Sang Kapten”. Tentuya hal ini mau tidak mau memaksa Sang Kapten untuk bermain lebih dalam untuk menyemput bola. Tetapi itu tidak menjadi masalah, keempat pemain depan ini sama – sama sudah bisa mencetak gol dan mereka adalah memang jiwa penyerang. Tinggal bagaimana dirancang dengan matang serangan balik yang mematikan, cepat, tepat dan efisien.

Semangat juang adalah kata yang tidak boleh hilang apabila menjelang pertandingan final, sekali semangat hilang, maka hilanglah roh permainan tim. Mau babak pertama kemasukan 1, 2, atau berapapun gol, berfikirlah positif bahwa pertandingan belum berakhir. Dan hal ini Garuda dalam perjalan ke final sudah membuktikan, bahawa mental bertandingnya berada di level yang tinggi. JAngan aja pas main dikandang Gajah jadi grogi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun