PB PBSI mengadakan Musyawarah Nasional ( Munas) ke -24 mulai tanggal 9 -- 11 Agustus 2024, di Surabaya. Kepengurusan Ketua Umum saat ini yakni Agung Firman Sampurna nampaknya mendapatkan sorotan cukup tajam terkait prestasi bulutangkis Indonesia.
Tolak ukur yang selalu menjadi acuan, walaupun sebenarnya kurang fair juga, adalah Raihan prestasi Indonesia di Olimpiade Paris 2024 ini. Indonesia "hanya" mampu meraih mendali perunggu lewat tunggal putri atas nama Gregoria Mariska Tunjung.
Memang secara tradisi perolehan mendali, bulutangkis masih bisa mengamankan tradisi tersebut. Namun sebagai negara yang dikenal sebagai salah satu yang mempunyai tradisi bulutangkis terkuat di dunia. Raihan ini tentunya jauh dari harapan. Indonesia sebenarnya diharapakan meraiih mendali lebih baik, karena beberapa wakilnya mempunnya peringkat yang lumayan bagus. Contohnya di tunggal putra ada Anthony Ginting dan Jonatan Christie, serta lewat ganda putra yakni Fajar/Rian.
Kegagalan memang tidak perlu diratapi lama lama. Tapi dengan kegagalan inilah menjadi bahan evaluasi untuk lebih baik kedepannya. Penyelenggaraan Munas yang bertepatan dengan berakhjirnya olimpiade. Bisa menjadi momentum PBSI untuk berbenah. Mungkin tidak berbenah total atau merombak semua yang telah berjalan baik.
Kandidat terkuat saat ini adalah Komjen Fadil Imran, Fadil adalah perwira tinggi polisi aktif yang menyandang bintang. DiIpengurusan saat ini Fadil menjabat senbagai Sekretaris Jendral (Sekjen). Untuk saat ini Fadil dapat dibilang adalah calon terkuat karena mendapatkan dukunga 35 suara dari 38 penda yang ada. Hal positif lagi bahwa Fadil juga adalah wakil presiden bulutangkis asia, Badminton Asia Confederation ( BAC) masa periode 2023-2027.
Andaikan Fadil pada akhirnya terpilih, maka Fadil tentunya sudah mengetahui secara mendalam detail detail masalah yang ada, mana perlu di evaluasi mana yang perlu diperbaiki di dalam tubuh PB PBSI. Karena selama ini notabene beliau adalah Sekjennya, yang berarti yang menjalankan kepengurusan lebih banyak juga lewat Sekjen,
Pekerjaan rumah Fadil, tentunya tidak sedikit. Masalah regenerasi, kontrak pemain, keterbatasan anggaran, tempat latihan pelatnas yang representative, kesejahteraan atlet, dan masih banyak lagi. Percayalah, kami para pencinta bulutangkis kadang tidak mau melihat proses yang ada di da;amnya. Kami Taunya prestasi, prestasi dan prestasi, Terlebih lagi tujuan utamanya adalah Raihan emas Olimpiade.
Siapapun nanti ketua umum terpilih, kami sebagai pencinta bulutangkis, ingin melihat bangkitnya bulutangkis Indonesia. Pilihlah pemain -pemain dan pelatih -- pelatih yang benar benar kompeten untuk berada di pelatnas. Tidak ada lagi pemain titipan , tidak juga ada sektor yang di anak emaskan. Semua bergerak untuk kemajuan bulutangkis Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H