Satu -- satunya wakil nomor tunggal putri Indonesia di BWF Final Tour, Gregoria Marsika Tunjung harus tersinggir di babak penyisihan grup. Setelah pada pertandingan ketiganya yang merupakan pertandingan terakhir kalah tiga set dari wakil Jepang Akane Yamaguchi 21-15 13-21 21-18.
Gregoria sebenarnya mengawali turnamen ini dengan sangat baik ketika dia bisa mengalahkan unggulan pertama dari Tiongkok Chen Yu Fei dengan 9-21 21-14 16-21. Dipertandingan kedua Gregoria harus takluk dari wakil korea selatan AN Se Young kembali dengan 3 set 9-21 21-11 10-21
Dengan hasil sekali menang dan dua kali kalah ini dapat dipastikan Grego tersingkir dan tidak dapat melanjutkan ke babak berikutnya. Karena hanya akan diambil 2 wakil terbaik tiap grupnya.
Namun melihat penampilan Gregoria sepanjang turnamen ini kita patut menberikan apresiasi tinggi kepadanya. Gregoria membuktikan bahwa sebenarnya dia sudah mampu bersaing dan semakin sejajar dengan tunggal putri elite dunia.
Keikutsertaan Gregoria di ajang Final Tour adalah karena dia menggantikan Pusarla V Sindhu dari India yang mengalami cidera di kaki kiri. Untuk diketahui Final Tour adalah turnamen stutup tahun sistem undangan yang dirancang oleh BWF sebagai induk organisasi bulutangkis dunia, dan diperuntukan hanya kepada delapan pemain terbaik melihat prestasinya sepanjang tahun ini.
Secara rangking dunia Gregoria boleh dibilang mempunyai rangking paling buncit dari para peserta lainnya. Gregoria saat ini menghuni peringkat 18 dunia berdasarkan rangking BWF terbaru. Sedangkan lawan -- lawan di grupnya adalah pemain yang menduduki puncak rangking dunia.
Akane Yamaguchi berada di nomor 1 dunia, AN Se young berada diperingkat 2, sedangkan Chen Yu Fei berada di peringkat 4 dunia. Melihat rangkin dunia saja  seolah olah wakil Indonesia ini sangat inferior dan tidak diunggulan. Atau boleh dibilang hanya sebagai pelengkap penderita.
Namun bayangan orang berubah total saat hasil pertandingan hari pertama, Gregoria bukan saja bisa mengimbangi tapi bahkan bisa mengalahkan tunggal putri Tiongkok yang menjadi unggulan pertama di turnamen ini. Gregoria bermain penuh percaya diri dan mampu mengimbangi determinasi pemain Tiongkok tersebut.
Begitupun di pada hari kedua, berbekal satu kemenangan di ahri pertama Gregoria tampil seolah tanpa beban melawan wakil Korea Selatan yang dijuluki anak ajaib AN Se Young. Namun apa daya setelah pertandingan melalaui 3 set Gregoria harus mengakui keunggulan gadis belia tersebut.
Pertandingan ketiga adalah pertandingan hidup mati baik bagi Akane maupun Gregoria. Pertarungan berjalan alot, saling berebut set. Sehingga harus di lanjutkan sampai babak ketiga. Pada penghujung game. Akane nampak unggul jauh dari Gregoria namun, wakil Indonesia ini tidak ada kata menyerah.
Sampai satu Insiden kecil yang membuat kakinya agak terkilir. Sambil menahan sakit Gregoria masih sanggup meladeni permainan Akane. Kalau saja kondisi Gregoria masih fit. Mungkin saja hasil pertandingan akan berbeda. Karena nampak sekali  di sepanjang pertandingan Akane sangat kesulitan meladeni permainan Gregoria.