Memang terlalu dini untuk mengatakan bahwa Unai Emery, akan menjadi Legenda di Arsenal. Pengabdian Emery-pun belum genap satu musim kompetisi. Namun sebagian besar "Gooners" atau panggilan untuk pencinta Arsenal bolehlah menaruh harapan tersebut, melihat kipranya dari awal musim sampai sekarang.
Didatangkan dari PSG, Emery bukanlah sosok yang "wah" untuk pelatih di tanah eropa. Keberhasilan PSG menjadi raja di Perancis dipandang karena bermodal skuad yang mereka miliki memang di atas rata -- rata klub yang ada. Bahkan sebagian orang tetap menganggap Emery gagal bersama PSG karena dengan skuad bertabur bintang dan adanya pemain termahal di dunia, Neymar, Masih tidak mampu bicara banyak di kancah Eropa (Liga Champions).
Tidak heran ketika Arsenal memutuskan untuk mengganti "Sang Professor" Arsene Wenger, Nama Emery tidak tercantum dalam list. Begitu juga ketika Emery akhirnya diumumkan, publik tidak begitu menyambut hangat. Ditambah dua kekalahan pada dua pertandingan awal liga kalah dari City dan dari Chelsea, membuat publik menyakini Emery tidak akan mampu mengangkat Arsenal, setelah terpuruk di akhir masa -- masa kepelatihan Wenger.
Namun, berlahan namun pasti kinerja Emery mulai terlihat, hasilnya adalah setelah 2 kekalahan awal tersebut Arsenal sampai sekarang (3/12/2018), membukukan rekor tak pernah kalah di 19 laga beruntun setelahnya. Rekor itu adalah pertandingan di seluruh kompetisi yang diikuti baik domestik dan di eropa.
Terakhir yang boleh dibilang cukup fenomenal adalah kemenangan 4-2, di "Derby London" atas Tottenham Hotspurs. Sempat teritnggal 1-2, Arsenal sukses membalikkan keadaan pada paruh kedua dengan menggelontorkan 3 gol. Sebuah permainan yang hebat, buah dari determinansi dan semangat pantang menyerah.
Minggu depan uji konsistensi Arsenal masih harus berhadapan dengan musuh bebuyutan yang lain. Adalah Manchester United (MU), klub tradisi juara yang sampai sekarang masih mencari bentuk permainan terbaiknya. Bukan perkara mudah melawan singa yang terluka, apalagi nanti mereka harus bertandang ke Old Trafford.
Keseimbangan antara tim saat bertahan dan menyerang diyakini sebagai pembeda Emery dengan pendahulunya. Emery sejauh ini bisa memaksimalkan potensi pemain -- pemain, Contoh paling sahih adalah di posisi penjaga gawang yang mulai dipercayakan ke Bernd Leno menggeser Peter Chech di pilihan utama. Selain itu Emery juga berani meminggirkan para bintang, kalau saja tidak sesuai dengan skema yang diinginkan, Emery memilih pemain murni berdasakan kebutuhan taktik, kepada siapa lawan akan dihadapi. Tak heran nama seperti; Ramsey, Mkhitaryan, Lacazatte bahkan Ozil sekalipun kadang harus bermain dari bangku cadangan.
Dengan bertengger di peringkat ke-4 di klasemen sementara, boleh dibilang Emery cukup berhasil. Kalau saja pada  pertama musim ini Emery tetap bisa mempertahankan posisinya bahkan bisa lolos ke Liga Champions musim depan, entah dari kompetisi domestik atau melalui juara di Liga Europa adalah suatu prestasi bagi Emery.  Bisa jadi Emery memang pilihan tepat yang diambil manajemen untuk meninggalkan bayang -- bayang Arsene Wenger dan Emery mulai merangkai era baru di Arsenal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H