Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Lima Juara dari Lima Negara Berbeda, Kekuatan Bulutangkis Dunia Semakin Merata?

19 Maret 2018   23:40 Diperbarui: 20 Maret 2018   00:17 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: antarafoto.com

Perhelatan Kejuaraan Bulutangkis All England 2018 telah berakhir. Yang cukup menarik dari gelaran edisi kali ini adalah bahwa dari 5 nomor yang ada gelar juara dibagi rata kepada 5 negara berbeda.

Jepang dari ganda campuran non unggulan melalui Yuta Watanabe/Arisa Higashino, Taiwan melalui tunggal putri terbaik mereka Tau Tzu Ying, Tiongkok melalui tunggal putra mereka Shi Yuqi, Denmark melalui ganda putri Kamilla/Christinna, dan tentu saja Indonesia melalui ganda putra terbaik Kevin/Markus. Yang cukup menarik juga di babak final ini peserta yang ambil bagian juga hanya dari 5 negara tersebut. Jepang (2 wakil), Tiongkok (3 wakil), Denmark (2 wakil), Taiwan dan Indonesia (1 wakil).

Di babak semifinal sebelumnya, kelima negara di atas juga mendominasi wakilnya, dari 20 wakil di semifinal, hanya ada dua negara selain kelima negara diatas yang menempatkan wakilnya yakni Korea Selatan dan India masing masing 1 wakil. Jepang (6 wakil), Tiongkok (6 wakil), Denmark (4 wakil), Lalu Indonesia dan Taiwan masing -- masing satu wakil.

Dari data yang ada baik semifinal dan final, walaupun tidak dapat disimpulkan seratus persen benar, bahwa ada beberapa negara wakil wakilnya penampilannya konsisten, negara negara tersebut bisa menempatkan wakilnya cukup banyak sampa partai puncak. Tetapi ada juga negara -- negara yang seolah tenggelam dalam persaingan seperti Malaysia dan Inggris yang tidak bisa menempatkan wakilnya sama sekali di babak semifinal. India dan korea yang hanya diwakili satu di babak semifinal. Padahal negara -- negara tersebut notabene adalah negara yang secara tradisonal kuat dalam bulutangkis.

Ada dua hal yang bisa jadi alasan mengapa hal itu terjadi. Hal pertama tentu saja bahwa mereka yang melaju sampai babak semifinal, memang menampilkan permainan terbaik, mempunyai persiapan yang lebih baik, intinya bahwa secara kualitas mereka memang telah melakukan tugasnya dengan baik.

Faktor kedua bahwa saat ini sudah tidak ada lagi negara yang betul-betul dominan dalam bulutangkis, Setiap negara saat ini hanya bisa punya andalan di satu  atau dua nomor tapi lemah dinomor yang lain.

Jadi bisa dibilang semua negara sebenarnya mempunyai potensi yang sama untuk menjadi yang terbaik. Tidak ada lagi yang namanya negara yang benar -- benar mumpuni. Sebagai contoh dulu mungkin Tiongkok di bagian tunggal putrinya, menjadi yang terbaik, tetapi sekarang semua menjadi lebih merata. Negara -- negara di Asia juga harus selalu berpacu untuk terus mengasah diri, tidak boleh terus bermegah akan masa lalu. 

Dua negara yang seolah memudar adalah Malaysia dan juga Korea. Malaysia belum ada penerus Lee Chong Wei  begitu juga Korea belum ada nomor yang benar -- benar ditakuti musuh. Jepang yang mungkin peningkatannya lumayan pesat akhir -- akhir ini, khususnya di nomor tunggal putri, ganda putri dan sekarang ganda campuran.

Bagaimana dengan kondisi Indonesia sendiri? Selain di nomor ganda putra, Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah cukup besar, khususnya di sektor putri baik ganda apalagi tunggal. Bahkan di ganda putra sekalipun masih harus di cari pelapis yang pas untuk Kevin/Marcus. Apapun itu semoga bulutangkis semakin dpat berkembang ke seluruh dunia dan Indonesia tetap bisa berbicara dan diperhitngkan di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun