Arsenal akhirnya meraih kemenangan perdana di Kompetisi Liga Ingrris 2016/2017. Kemenangan 3-1 atas Watford FC serasa spesial setelah pada dua pertandingan sebelumnya meraih hasil minor, yakni dikalahkan 3-4 oleh Liverpool pada partai pembuka kandang sendiri, dan kemudian di tahan imbang sang oleh sang juara bertahan Leicester 0-0.
Kemenangan perdana tersebut ditandai oleh 3 gol yang masing masing diciptakan pada babak pertama oleh : Santi Cazorla (9’), A. Sanchez (40’) dan Ozil (45’), sedangkan gol balasan Watford dicetak pada oleh Paryra pada menit ke 57. Hasil ini setidaknya mengangkat posisi Arsenal diklasemen sementara. Dengan kemenangan ini sekarang Arsenal bertengger di peringkat ke 7 dengan nilai 4.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah dengan start yang tidak terlalu baik, pada akhir kompetisi nanti dimanakah Arsenal akan bertengger? Apakah tetap hanya sebagai “calon juara” ataukah tahun ini Arsenal bisa pecah telur dengan merebut gelar juara lagi? setelah terakhir meraih gelar pada tahun 2003/2004?
Ditambah lagi tahun ini dipredisksi adalah tahun terakhir pengabdian sang professor Arsene Wenger, setelah mengabdi selama 20 tahun (mulai melatih 1996/1997).
Kedalaman skuad Arsenal tahun ini tidak akan banyak berubah dengan musim lalu, pemain yang berlabel bintang yang masuk hanya Granit Xhaka yang beposisi sebagai gelandang bertahan. Satu pemain lagi adalah bek muda yakni Rob Holding. Selain kedua pemain itu geliat transfer pemain belum ada yang menonjol. Pada awalnya Arsenal sempat diisukan akan kedatangan nama–nama mentereng seperti Vardy, sampai ke Higuain, tetapi kedua pemain tersebut jelas sampai sekarang tidak memilih Arsenal.
Dengan pertimbangan ketatnya kompetisi si Inggris, menambah 1-2 pemain lagi khususnya di area penyerang dan bek adalah kebutuhan yang mendesak untuk Arsenal. Dilini depan praktis Arsenal tinggal mengandalkan Giroud (yang sampai sekarang masih berkutat masalah kebugaran) serta Alexis Sanchez. Yang menjadi perhatian utama juga adalah posisi lini belakang. Diperlukan bek yang syarat pengalaman tetapi tidak terlalu tua untuk melapis Koscielny dan Per Mertesacter.
Untuk posisi pemain tengah walaupun ditinggal oleh Arteta ke Man. City sebagai asisten pelatih Pep Guardiola, stok gelandang Arsenal sebenarnya berlimpah dengan catatan tidak ada badai cidera yang kadang sering melanda Arsenal pada paruh kedua kompetisi. Kehadiran Granit Xhaka adalah pembelian yang brilian dari seorang Wenger. Untuk menambal pos gelandang bertahan.
Kalau berbicara Arsenal pasti akan selalu hadir kata “inkonsistensi”. Ya, memang benar biasanya Arsenal akan bagus hanya pada setengah musim saja. Bisa setengah musim awal atau setengah musim terkahir. Atau juga menampilkan permainan yang baik pada saat pertandingan yang kurang begitu penting. Tetapi pada pertandingan yang menentukan, pertandingan yang seharusnya dimenangkan, Arsenal sering kepleset. Tahun lalu menjadi bukti sahih bagiaman performa Arsenal yang turun naik. Sempat menjadi juara paruh pertama musim. Arsenal kemudian terpeleset memasuki awal paruh kedua. Sebelum akhirnya bangkit lagi di akhir musim dengan duduk diperingkat ke dua.
Disini Arsene Wenger harus pintar–pintar mutar otak untuk mencari skala prioritas turnamen, karena kita tau klub di inggris akan mengikuti kompetisi yang lebih banyak dengan klub dinegara lain, ditambah tidak adanya libur musim dingin. Liga Premier, Piala FA, Piala Liga, Kejuaraan di eropa (Piala Champions atau Piala Liga Eropa) belum lagi ditambah adanya pertandingan yang mengharuskan para pemain untuk membela negara masing – masing dalam kualifikasi Piala Dunia.
Bisa dibayangkan betapa padat dan banyaknya pertandingan yang harus mereka lalui. Dalam hal ini biasanya Arsenal akan kehabisan bensin pada pertengahan musim. Disaat jadwal padat. Badai cidera sepertinya menjadi menu rutin untuk skuad Arsenal. Untuk Menambah 1-2 pemain baru serta kejelian untuk mengatur rotasi sangat diperlukan.
Bukan mendoakan bukan juga mengharapkan, sebagai fans Arsenal maka tahun ini cukuplah sebagai tahun terakhir buat sang professor. Arsene Wenger. Arsenal butuh revolusi seperti halnya MU, City dan Liverpool. Memang tidak mudah untuk merubah karakter tim Arsenal dibawah Wenger yang mengandalakan speed and power.
Tetapi penyegaran di jajaran tim pelatih adalah suatu keniscayaan dalam mengikuti perkembangan jaman. Apakah pada akhirnya Wenger akan bertahan sampai akhir musim atau jangan–jangan malah akan berakhir ditengah jalan? Entahlah… kita cuma penonton, gratisan lagi......
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H