Kongres luar biasa PSSI tanggal 3 Agustus 2016 telah selesai dilaksanakan, sedikit riak kecil ditengah kongres terjadi, ditambah dengan kedatangan tamu jauh dari surabaya yang menamakan diri bonek, dipandang sebagai dinamika selama kongres.Â
Dari semua hal yang terjadi dan yang telah diputuskan, maka keputusan terpenting tentunya adalah mengenai masalah kapan akan diselenggarakan kongres tahunan yang didalamnya dilaksankan pemilihan ketua umum baru. Karena seperti yang kita ketahui bahwa bapak LNM selaku ketua umum yang sah tidak bisa menjalankan kepemimpinannya dengan baik karena sedang menghadapi masalah hukum.
Dalam KLB telah disepakati bahwa penyelenggaraan kongres tahunan nantinya akan berlangsung pada 17 Oktober 2016 ( -+ 2 bulan lagi). Agum Gumelar ditunjuk sebagai ketua Komite Pemilihan Ketua Umum PSSI dan Erick Thohir sebagai Ketua Banding Pemilihan.Â
Duduknya dua orang yang sangat berpengaruh diblantikan sepakbola Indonesia ini sah–sah saja. Dan pastinya sudah terjadi pembicaraan antar anggota PSSI mengenai kedua posisi ini. Sehingga tidak perlu diperdebatkan. Yang paling menarik selanjutnya tentunya adalah membahas siapa ketua PSSI selanjutnya?
Dalam penyelesaian masalah PSSI yang lalu, FIFA merekomendasikan bahwa pemerintah Indonesia juga diajak menjadi bagian dalam proses reformasi di tubuh PSSI. Ini sebenarnya dapat diartikan bahwa FIFA menganggap PSSI tidak mampu mereformasi dirinya sendiri.Â
Pemerintah dalam hal ini presiden beserta jajarannya terutama Kemenpora yang setahun belakangan ini disebut sebagai motor atas semua yang terjadi dalam tubuh PSSI tentunya mempunyai kepentingan juga atas siapa yang nantinya akan menjadi pemimpin di PSSI.
Pemerintah tentunya tidak akan mengulang kesalahan yang sama dengan menyerahkan urusan PSSI ke orang yang salah. Penulis yakin pemerintah akan berusaha memunculkan sosok baru yang benar–benar untuk menjadi komando mereformasi PSSI. Dan penulis juga berharap bahwa sosok ini bukan dari lingkaran dalam PSSI sekarang ini.
Menjadi Ketua Umum PSSI adalah posisi yang sangat prestisius, apalagi kalau bisa ditambah dengan prestasi timnas bisa sampai ke masuk Piala Dunia, niscaya kepopuleran Sang Ketua bahkan bisa setara dengan presiden. Bayangkan berapa ribu orang yang merafiliansi kepada PSSI? Dari jumlah atlitnya saja cabang sepakbola pastinya merupakan cabang olahraga yang paling banyak anggotanya. Belum lagi supoter dll..Â
Dan hal itulah yang membuat Ketua Umum PSSI selama ini menjadi incaran banyak orang terutama mereka yang dekat dengan partai politik. Karena logika berkata paling cepat memobilisasi massa dan mengajak orang menonton adalah sepakbola. Percayalah prestise Ketua Umum PSSI dari semua cabang olahraga pasti nomor satu. Bahkan sekelas menteri pun kiranya masih kalah prestise daripada seorang Ketua Umum PSSI.
Nah pemerintah Jokowi rupanya sadar hal ini yang telah terjadi bertahun-tahun harus diubah, memang tidak mudah, bahkan harus menerima pil pahit sampai diskorsing FIFA hanya untuk mereformasi PSSI yang sudah terlalu jauh bobrok di dalamnya. Di mana mereka yang selama ini duduk di ajaran elitenya lebih banyak memanfaatkan PSSI untuk kepentingannya daripada mengurusi prestasi PSSI itu sendiri.
Momen pemilihan ketua umum tentunya adalah momen yang sangat krusial, inilah milestone selanjutnya dari agenda reformasi PSSI. Apabila ketua umum terpilih nanti adalah orang yang tepat maka prestasi PSSI ada harapan, tetapi bila salah lagi maka selamat tinggal prestasi dunia.