Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Antara Manor, Rio, Para Suporter dan Kicauannya

22 Maret 2016   12:52 Diperbarui: 23 Maret 2016   00:04 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kecelakaan yang melibatkan Fernando Alonso dan Esteban Gutierrez di GP Australia, Minggu (20/3/2016), mengakibatkan sejumlah pebalap, termasuk Rio Haryanto harus masuk pit stop. (Twitter @f1)"][/caption]Seri pertama balapan mobil F1 GP Australia telah berakhir. Banyak drama yang terjadi di sana, dari segi penyelenggaraan sendiri sudah banyak menghadirkan kejadian menarik: dari sistem kualifikasi “aneh” yang pada akhirnya tidak akan diterapkan lagi, hujan yang mengguyur pada latihan bebas 1 dan 2 sehingga banyak yang tidak maksimal, nasib yang menimpa D.Kvyat yang harus out bahkan sebelum balapan dimulai, Tim Haas yang langsung dapat point dalam balapan pertama, sampai pada melayangnya mobil Alonso, hingga hancur lebur karena bersenggolan dengan Gutierrez.

Tapi percayalah para penonton F1 di Indonesia pastinya tidak terlalu mempedulikan hal-hal tersebut. Fokus mereka jelas, ya fokus mereka sekarang hanya kepada Rio Haryanto. Pemberitaan Rio yang sangat-sangat masif membuat sekecil apa pun yang dilakukan Rio dan pada akhirnya menyangkut Tim Manor akan sangat diekspos media, khususnya media sosial. Dan sayangnya mulai dari latihan di Cataluya beberapa minggu lalu, aura ketidakberuntungan Rio seolah selalu menghampirinya. Hal inilah yang menjadi sasaran buat pengguna media sosial untuk melampiaskan uneg-unegnya.

Dalam tes pramusim di Barcelona, Rio tidak bisa secara maksimal melakukan putaran mobil. Pada saat itu dikatakan ada kerusakan pada mobilnya sehingga Rio cukup lama tertahan di pit. Para pengguna medsos pada saat itu masih memaafkan Manor untuk hal tersebut, berharap hal itu tidak terjadi pada balapan sebenarnya. Alasan netizen beraksi cukup keras dapat dipahami karena pada saat yang sama mobil yang dikendarai rekan setimnya seolah tidak mendapatkan masalah berarti, melaju mulus-lus....

Kemudian hal itu berlanjut ke perlombaan sesungguhnya. Latihan bebas hari pertama dan kedua seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh tim untuk melihat kondisi mobilnya, baik dari segi kecepatan dan ketahanan. Logika sederhana untuk tim Manor, apabila pada saat di latihan pramusim sudah menemukan indikasi ada masalah di titik tertentu, sebaiknya hal itu yang menjadi fokus utama. Okelah waktu mepet dan lain sebagainya, tetapi yang menjadi pertanyaan penulis mengapa Manor tidak memaksimalkan waktu latihan bebas pertama dan kedua tersebut. Karena semakin banyak lap yang dilakukan jelas semakin baik untuk menganalisis mobil serta adaptasi pembalap.

Masuk ke latihan ketiga, tiba-tiba dikejutkan kicauan bahwa Rio menabrak mobil pembalap lain sesaat setelah keluar dari pit line. Menurut penulis, apa pun alasannya ini konyol. Maksudnya adalah apakah tidak ada kru/tim yang melihat datangnya mobil dari arah belakang? Tukang parkir saja akan memberi aba-aba walaupun sang sopir sudah dibekali kaca spion. Efek dari hal itu Rio dapat hukuman dua point dan mundur 3 grid dari urutan start. Tetapi Rio sendiri juga punya andil, bukan karena terlalu bersemangat sehingga tidak mempedulikan sekelilingnya.

Masuk ke babak kualifikasi, di sini terlihat kekurangsiapan dari Tim Manor menghadapi sistem kualifikasi ini. Melihat begitu sigapnya tim Mercedes, Ferrari, dan tim besar lainnya untuk segera mengambil posisi paling depan dalam pertarungan memperebutkan posisi terbaik, tim Manor malah masih menyimpan pembalapnya di garasi. Penulis sendiri tidak tahu strategi dan alasannya apa. Menurut penulis, dengan mengambil tempat di barisan depan tentunya peluang lebih besar untuk mencatat waktu terbaik karena lintasan tidak terlalu padat (apalagi kalau yang terdepan). Kedua adalah masih ada waktu seandainya melakukan 2 kali putaran dalam pencatatan waktu.

Mungkin hal ini seperti mencari kesalahan, tapi komentar Rio dan rekannya setelah babak kualifikasi ini benang merahnya adalah, “Kami kehabisan waktu untuk melakukan lap time. harusnya kami melakukan 2 kali , tetapi karena keterbatasan waktu hanya bisa 1 kali, dan dari perkataan mereka, mereka sangat yakin bisa mencatatkan waktu lebih baik.”

Dan hasil harus diterima Rio dalam babak kualifikasi  in,i  unggul atas rekannya tapi mereka diperingkat 21 dan 22. Tetapi gara-gara mendapatkan “hadiah” karena menabrak pada latihan bebas  3 kamarin. Rio harus memulai balapan pada posisi paling buncit.

Lomba berjalan, sebagian besar penonton di Indonesia sebenarnya tidak peduli siapa yang memimpin siapa yang melakukan overtaking dll.. Mereka hanya peduli Rio di posisi berapa. Tidak ada kejadian yang luar biasa sampai terjadi kecelakaan yang menimpa Alonso dan Gutierezz pada lap ke-17. Karena begitu hebatnya kecelakaan tersebut, semua mobil diharuskan masuk ke pit lane. Menunggu lintasan dibersihkan, termasuk mobil tim Manor, Rio dan rekan setimnya.

Nah, di sinilah malapetaka sesungguhnya bagi penggemar FI di Indonesia dan pendukung Rio dimulai. Kronologinya saya ambil dari kicauan yang disampaikan tim Manor karena yang akan kita bahas nanti adalah lebih kepada seberapa besar respons pengguna jaringan media sosial ini.

Pada 10 : 35 PM  / 16 : 35  waktu setempat. Waktu diumumkan bahwa bendera kuning berkibar menandakan bahwa terjadi insiden yang mengharuskan semua pembalap untuk mengurangi kecepatan, itu berarti jarak pembalap menjadi pendek kembali, keuntungan bagi Rio begitu pendapat saya karena melihat di catatan waktu Rio tertinggal cukup jauh. (123 Retweet)

Pada 10 : 36 PM Kicauan  Manor mengumumkan bendera merah berkibar, ini berarti balapan dihentikan, untuk memberikan waktu yang cukup untuk pembersihan lintasan (97 Retweet)

Pada 10 : 37 PM Kicauan Manor mengatakan bahwa semua mobil masuk ke pit line termasuk mobil mereka (82 Retweet).

Pada 10 : 45 PM Kicauan Manor mengatakan bahwa race akan dimulai pada pukul 16 : 55. Kalau dilihat dari waktu mobil masuk dan berada di pit line, Manor punya waktu sekitar 10 – 15 menit untuk melakukan perbaikan. Cukup atau tidak sepenuhnya Manor yang menentukan. (117 Re Tweet).

Pada 10 : 57 PM. keluar kicauan.... Sad to say we've had to retire @RHaryantoracing as his car has a driveline problem. He won't be restarting.... Inilah kicauan yang membuat hampir semua penonton F1 di Indonesia tidak bersemangat lagi menonton sisa balapan. Tanpa angin tanpa hujan, Manor mengumumkan bahwa Rio tidak dapat melanjutkan lomba. Alasan yang dikemukakan adalah masalah drivile, tidak bisa dihidupkan. Kontan saja begitu kicauan ini di-posting oleh Manor, para pengguna media sosial di Indonesia langsung bereaksi. Mungkin karena sudah gerah juga melihat Rio yang selalu tidak beruntung, meledaklah kicauan untuk tim Manor. Dalam 10 menit pertama, kicauan tersebut hampir dibalas sampai 1000-an kali. Fantastis. Yang sebagian besar intinya adalah mempertanyakan mengapa itu terjadi ke Rio? Pendek kata Manor setengah di-bully. Sampai saat ini kicauan Manor tersebut di-retweet sebanyak (4000 re tweet.)

Setelah mendapatkan serangan tersebut tampak sekali Tim Manor berusaha menormalkan keadaan, berusaha untuk meredam “amarah dan penasaran “ dari pendukung Rio. Di sinilah letak kehebatan Tim Manor dalam berkelit. Alih-alih menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tim manor malah membuat pembelaan. Dan pembelaaanya cukup hebat, dengan cara memuji penampilan Rio sehingga diharapkan tensi panas pendukungnya menjadi turun.

Pada 10 : 57 PM. Berarti kicauan ini di-posting tidak sampai satu menit setelah postingan bahwa Rio gagal melanjutkan lomba. Rio was having a strong debut so we're sorry to him for that....  Agaknya Manor menyadari bahwa reaksi pendukung Rio setelah mengetahui jagoannya tidak dapat melanjutkan lomba karena kerusakan mesin harus dinetralisir. Kalau terus menampilkan kicauan sebelumnya, habislah terus di-bully. Kicauan ini mendapatkan respons sampai (1600an.)

Pada 11 : 04 PM Manor kembali menampilkan foto Rio tengah diwawancara oleh sebuah stasiun televisi. Kembali Manor mencoba menampilkan bahwa Rio sendiri saja sudah bisa “legowo” untuk tidak finish, berharap pendukungnya juga legowo menerima kerusakan mobil Manor. ( Re Tweet 1300)

Pada 11 :06 PM Manor kembali harus memuji Rio, kali ini senyum Rio pun diulas bahwa beginilah seharusnya petarung itu, tetap tersenyum walaupun ketidakberuntungn menghinggapi. Manor kembali menghembuskan angin surga bahwa balapan selanjutnya bakal lebih baik. (di retweet sampai 5000)

Inilah puncaknya… setelah mencoba dengan berbagai cara untuk meredam kicauan pengguna media sosial Manor akhirnya “meminta maaf”. Secara bahasa memang tidak terlihat Manor mengucapkan kata maaf, tetapi posting-an ini sangat mempunyai arti apabila diterjemahkan.

Pada 11 : 21 PM Manor memposting … Special thanks to our fantastic Indonesian fans for your support & understanding. We do appreciate your kind comments….

Suatu tanda bahwa Manor sebenarnya baru menyadari betapa “ganasnya reaksi” para pengguna media sosial di Indonesia. Sampai harus membuat pernyataan seperti itu. ( Re Tweet 3500 kali)

Pada 11 : 44 PM Pembelaan Manor ditutup dengan sebuah posting-an di mana menampilkan foto Rio bersama Pak Menpora. Dalam foto tersebut Manor ingin menggambarkan menteri aja memberi selamat dan tersenyum. Maka, diharapkan semua masyarakat juga demikian. (di Retweet 2200 kali).

Sedikit menarik membandingkan berita tentang Manor dan timnya apabila tidak ada Rio di dalamnya. Kalau  ada Rio di dalamnya, dipastikan kicauan itu akan menjadi sangat heboh. Cobalah dilihat kalau tidak ada Rio, maka kicauannya akan susah untuk mendapatkan perhatian paling banter antara 100 – 200 balasan. Nah, kalau ada Rio bisa 10 kali lipatnya.

Berkaca dengan apa yang terjadi di Australia GP, khususnya terkait penggunaan media sosial dalam mendukung idolanya, haruslah tetap berpikir rasional dan tidak membabi buta. Memang media sosial dapat menjadi senjata ampuh untuk menyampaikan aspirasi. Tetapi perlu juga diingat bahwa hal tersebut bisa menjadi tambahan beban untuk sang idola sendiri. Karena ekspektasi yang sangat besar. Kalau bisa mewujudkan ekspetasi tersebut tidak masalah, kalau gagal? Semua akan dirugikan. Para penggemar merasa dongkol, apalagi sang idola.

Berharap Rio dapat tetap fokus ke depan, balapan masih panjang. Dunia Balap F1 bukan hanya faktor pembalap yang harus mendapatkan perhatian. Kerusakan mobil adalah sangat-sangat normal terjadi. Tim sekelas Ferrari saja masih gagal untuk membuat Kimi menuntaskan balapan karena kerusakan mobilnya. Jadi para suporter bersikap dewasalah.

Jangan sampai juga apabila karena jengah mendapatkan komentar di media sosial kemudian Tim Manor berkata …” Angsuran selanjutnya bagaimana nih, Rio?”

Salam…

Sumber : https://twitter.com/manorracing

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun