Pemerataan pembangunan khususnya pembangunan Infrastruktur terus didengungkan oleh siapapun yang memimpin negeri ini, baik pemerintah, kalangan DPR, pejabat pusat maupun daerah, tetapi kenyataan dilapangan seperti jauh panggang dari api, hanya retorika dan lips service belaka. Manis saat kampanye , senyap pada saat duduk di pemerintahan. Mungkin mereka lupa mungkin juga memang mereka sengaja melupakan. Apalagi kalo berbicara pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa, Bali dan Sumatra. Beratus – ratus bahkan beribu- ribu master plan telah dibuat, tetapi minim eksekusi.
Entah cuma melanjutkan program pemerintahan sebelumnya, entah memang ada keberanian untuk mengeksekusi rencana program infrastrukur yang telah ada, setahun pemerintahan yang baru ini banyak yang telah tercapai dalam bidang infrastruktur. Penulis bukan membandingkan Presiden A dan Presiden B. tetapi fakta dilapangan banyak yang sedang,akan dan telah dibangun khususnya di Pulau Kalimantan, terkhusus di Kalimantan Barat.
Untuk Kalimantan sendiri ada 2 mega proyek berskala nasional yang sedang berlangsung sekarang ini yakni : Proyek pertama adalah pembuatan jalan kereta api yang dimulai dari Provinsi Kalimantan Timur yang belum beberapa lama diresmikan oleh Presiden. Nantinya jalan kereta ini  akan terus sambung menyambung ke Kalimatan Selatan-Tengah dan Barat. Mungkin 2020 masyarakat Kalimantan bisa menikmati perjalanan kereta api seperti saudaranya di Jawa dan Sumatra.
Proyek kedua adalah Jalan perbatasan.Membentang dari Kalimantan Barat sampai Kalimantan Timur sepanjang perbatasan Indonesia Malaysia. Mungkin hampir 1000 km. Dengan melihat 2 proyek ini maka pemerataan infrastrukur sudah berada di arah yang benar. Apakah luar biasa proyek ini? Seperti biasa saja, karena memang seharusnya sejak dulu sudah ada dan sudah dibangun. Tetapi keberanian untuk memulainya adalah sesuatu yang harus mendapatkan apresiasi.
Cukup dengan cerita pengantarnya, mari kita kembali ke judul diatas. Tentang pembangunan Jembatan Terpanjang di Kalimantan. Jembatan itu adalah Jembatan Tayan. Sedikit informasi mengenai Jembatan Tayan yang penulis himpun dari berbagai sumber :
Jembatan Tayan melintang diatas sungai Kapuas, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Jembatan inilah yang akan menjadi penghubung antara Provinsi Kalimantan Barat dan Tengah. Untuk saat ini Penghubung antar dua provinsi tersebut menggunakan kapal roro ( seperti kalau kita menyebrang dari Merak ke Bakauheni) dan ingat itu tidak gratis, semakin besar kendaraan semakin mahal, Â jadi bisa dibayangkan berapa ongkos angkut lalu-lalang kendaraan disana. Barang konsumsi jadi mahal salah satu penyebabnya ya itu tadi. Bayar Kapal penyeberangan, belum lagi waktu menunggu kapal.
Yang menarik lagi adalah bahwa jembatan ini terbagi menjadi 2 segmen. Perlu di ketahui sebelumnya nama Tayan adalah nama Pulau yang berada di tengah – tengah sungai Kapuas tersebut ( bayangin bentangan sungainya kalau ditengah tengahnya masih ada Pulau).
Jadi jembatan terbagi menjadi dua seksi : pertama panjang 280m ( Kota Tayan ke Pulau Tayan), kedua panjang 1.140 (Dari Pulau Tayan ke Desa Piasak). Panjang Pulau Tayan sendiri sekitar 300 m.
Pengerjaannya sendiri awalnya dilakukan pada Jaman Pemerintahan sebelumnya, peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri PUÂ Djoko Kirmanto pada 19 september 2012 lalu. Dan pada saat itu jembatan direncanakan selesai akhir 2014. Tetapi karena berbagai kendala. Akhirnya proyek ini direncanakan selesai Desember 2015 ini. Presiden dalam pemerintahan saat ini, sudah pernah sekali meninjau langsung proyek ini pada saat kunjungan kerja ke Kalimatan Barat sekitar setahun yang lalu guna memastikan proyek berjalan dengan baik. Dan diharapkan beliau akan juga berkenan meresmikannya pada saat semuanya sudah selesai, dalam waktu tidak lama lagi. Informasi tambahan Jembatan dibangun melalui kontraktor China Road and Bridge dengan PT Wijaya Karya Tbk ( WIKA), dengan nilai investasi sekitar 900M. Dengan porsi biaya 90% pinjaman dari Negara Tiongkok dan 10% dari APBN.