Mohon tunggu...
Hendra Manurung
Hendra Manurung Mohon Tunggu... -

Saya dosen ilmu komunikasi dan public relations pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Presiden, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550. Saya ingin selalu dapat dan terus belajar dan berbagi pengalaman tentang ilmu komunikasi, kehumasan, jurnalistik cetak, jurnalistik elektronik, jurnalistik on-line, social media, dan media konvergensi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semerbak Semangat Buruh Pekerja

29 Juli 2010   01:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pukul 5 pagi, saat bangun dari tidur lelap semalam, pagi hari waktunya untuk segera beraktifitas hari ini mengejar mimpi dan harapan, mengingat kadang-kadang waktu 24 jam yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta sangatlah terbatas dan dapat dipergunakan semaksimal mungkin.

Melintasi jalan Sriwijaya dan jalan Majapahit di kawasan Lippo Cikarang, angin semilir pagi berhembus dari rindangya pohon-pohon sepanjang jalan menandakan kebesaran karunia dan berkat Sang Ilahi. Bermacam jenis kendaraan dan sepeda motor berlalu lalang seakan mengejar mimpi, harapan, dan anugerah dariNya.

Saat kulewati sepanjang jalan, beberapa kendaraan mewah seakan tidak mau kalah dengan berbagai sepeda motor untuk menunjukkan kemampuannya sebagai "Raja Jalanan", tanpa peduli dengan pengguna jalan lainnya, siapa cepat dia dapat, entah apa yang akan didapat hari ini ?

Pukul 6.30 pagi disepanjang jalan menuju tempat kerja, terlihat banyak buruh pekerja begitu semangat untuk menunggu kendaraan umum, bis pabrik, angkutan kota, berjuang untuk segera dapat sampai di tempat bekerja tepat waktu. Peluh keringat menantang matahari pagi, semangat bekerja hari ini, dan keinginan untuk tidak terlambat, dan tidak dimarahi mandor, supervisor, asisten manajer, bahkan manajer sekalipun, seakan berlomba untuk memulai hari hingga sinar petang menyingsing.

Menandakan saatnya kembali ke rumah dan bertemu keluarga tercinta.

Semangat, semangat, semangat, bukan untuk republik tercinta, ini hanya omong kosong. Namun bagaimana menghidupi diri dan keluarga hari ini dengan bekerja, bekerja, dan bekerja, walaupun harga-harga sudah melambung setinggi langit, TDL naik, harga sayur mayur meroket tajam, dan biaya kebutuhan hari-hari semakin bertambah.

Tetaplah semangat Kawan, ingatlah bahwa kita harus selalu bersyukur padaNya dan selalu berusaha, jangan pernah patah semangat.

Gantungkan Asa dan Keyakinan Diri, bahwa hari ini telah kita lalui berkat perlindungan dan penyertaan Tuhan Maha Pencipta. Hari esok pasti lebih baik dengan jiwa dan semangat yang lebih terbarukan.

Raih dan Capai Masa Depan yang lebih baik. Manusia berencana, Tuhanlah yang menentukan.

Selamat Bekerja Kawan ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun