Mohon tunggu...
Henki Kwee
Henki Kwee Mohon Tunggu... -

Belajar memahami apa yang terjadi di sekitar dan menulis untuk berbagi pendapat.

Selanjutnya

Tutup

Money

"Strategic Thinking" yang Menyesatkan

30 April 2011   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:14 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "strategic thinking" sudah menjadi kalimat sakti bagi manajemen di semua bidang dan lini.  Pimpinan di pemerintahan, perusahaan dan organisasi dengan begitu mudah mengucapkan kata tersebut dan mendorong semua anggotanya untuk memusatkan upaya mereka dalam mewujudkan hasil dari 'strategic thinking' tersebut. Secara awam berpikir strategis atau 'strategic thinking' adalah upaya merancang suatu rencana kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan.  Saking populernya, di sekolah manajemen pun diajarkan 'stretegic manajemen' yang menurut dugaan saya menjadi mata kuliah yang populer karena memberikan kesan wah bagi yang mengikuti mata kuliah tersebut.  Setelah mengikuti mata kuliah tersebut, peserta diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan sesuai dengan pekerjaan masing-masing. Sudah menjadi fakta bahwa sesuatu yang populer akan menimbulkan eforia bagi sekelompok pengikut atau orang-orang yang hanya memanfaatkan kondisi tersebut. Lihatlah apa yang terjadi dengan klip lagu 'chaiya-chaiya' yang mendadak populer setelah mendapat respon yang luar biasa di youtube. Masyarakat beramai-ramai menyanyikan lagu tersebut dan mungkin hanya sedikit yang berusaha mencari tahu apa arti dari lagu tersebut. Demikian pula yang terjadi dengan 'strategic thinking', semua orang dengan mudahnya mengklaim bahwa mereka melalukan sesutu yang 'strategis' meski belum tentu mengerti apa yang sesungguhnya mereka kerjakan. Mereka dengan mudah mengatakan demikian karena memang tidak ada ukuran pasti yang dapat digunakan di awal untuk menentukan nilai strategis suatu keputusan atau pemikiran. Sifatnya hanya hipotesa dan waktu jugalah yang akan membuktikannya. Dalam organisasi yang masih mengutamakan sistim hirarki dengan banyaknya lapisan manajemen, semakin tinggi posisi seseorang semakin tinggi pula tingkat 'strategic thinking' yang dituntut bahkan beberapa jabatan disebut sebagai 'jabatan strategis'. Tentu kata ini juga mengandung makna tersirat lainnya. Tetapi kenyataan apa yang sering kita lihat atau keluhan yang disampaikan oleh orang-orang di lini bawah terhadap  'strategic thinker (pemikir strategis tersebut)'? Bisanya ungkapan yang populer adalah: - 'NATO (No Action Talk Only) - Tidak membumi, tidak menginjak bumi (tidak down to earth) - Ach, teori Umumnya ungkapan menggambarkan bahwa yang dimaksud tidak mengerti masalah sesungguhnya sehingga apa yang disampaikan hanyalah suatu wishful thinking tanpa aksi nyata yang dapat membantu mewujudkan apa yang diucapkan. Hal ini tentunya dapat menjadi renungan bagi kita semua yang masih merangkak atau berkeinginan untuk menjadi pemimpin yang baik dengan memahami sesungguhnya makna berpikir strategis. Bagaimana kita bisa menentukan jalan yang akan ditempuh (baca: strategi)kalau kita tidak tahu hambatan dan sumber daya yang kita miliki? Jadi, kenali dulu masalahnya barulah tentukan cara mengatasinya. Dengan demikian kita bisa terhindar dari sesat 'strategic thinking''.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun