Mohon tunggu...
Henki Kwee
Henki Kwee Mohon Tunggu... -

Belajar memahami apa yang terjadi di sekitar dan menulis untuk berbagi pendapat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ma, Aku Terlambat .....

27 Februari 2010   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang tua mana yang tidak kaget ketika mendengar putrinya yang berusia remaja menyampaikan pernyataan seperti itu. Ada yang mengumpamakannya seperti tertimpa langit runtuh karena beratnya beban yang harus diterima. Ada juga yang bilang 'dunia seakan runtuh'. Singkatnya semua setuju bahwa beban yang ditanggung orang tua sangat berat jika putrinya hamil di luar nikah. Di sini kita tidak akan membahas tentang kehamilan tidak dikehendaki (KTD) tapi bagaimana kita menyikapi suatu pernyataan singkat seperti diatas. Sebenarnya judul di atas juga merupakan cuplikan iklan salah satu operator telepon seluler. Dalam iklan tersebut digambarkan sang ibu yang menjerit mendengar anaknya menyampaikan kalimat di atas. Jeritannya bertambah parah ketika sang suami juga menyampaikan "Ma, aku sudah dapat yang baru ...".  Sang istri merasa menjadi wanita yang paling malang karena sang anak hamil dan suami kawin lagi. Tapi ternyata semuanya itu salah sangka. Sebenarnya sang anak mengabarkan bahwa dia terlambat tiba di sekolah. Suami pun demikian, dia mengabarkan bahwa sudah dapat mobil baru yang diinginkannya. Semuanya terjadi karena ingin menghemat ongkos telpon sehingga bicara sangat singkat namun tanpa disadari malah menimbulkan kehebohan. Tanpa bermaksud memuji iklan tersebut, sebenarnya kita dapat mengambil pelajaran dari iklan tersebut karena memang begitulah kenyataan dalam keseharian kita. Entah karena kurangnya kemampuan komunikasi atau karena sedang malas bicara, kita cenderung menyingkat pesan yang ingin disampaikan tanpa pernah memikirkan bagaimana reaksi pendengar. Hal yang sama juga sering terjadi dalam komunikasi dengan menggunakan pesan singkat (SMS). Di sisi lain, kebiasaan kita memberikan tanggapan secara cepat tanpa pikir panjang seperti ini dapat dimanfaatkan pihak tertentu untuk membuat sensasi, gosip atau memperkeruh suasana. Bahkan untuk lebih meyakinkan pendengar dapat juga disertakan "fakta-fakta". Coba kita perhatikan pernyataan yang dikeluarkan pemerintah, orang terkenal dll. Seringkali kita menjadikannya bahan diskusi dan gosip tanpa pernah mencari informasi lebih banyak tentang hal yang dibahas. Jika sudah ada klarifikasi dari pihak yang dipercaya barulah kira menyadari bahwa kita telah terjebak dalam polemik atau gosip yang tidak berguna. Herannya, kita sering mengulangi kekonyolan seperti ini. Apakah ini memang sifat dasar manusia? Dalam jaman informasi saat ini, jika ada keinginan untuk mencari tahu lebih banyak tentang suatu hal bukanlah pekerjaan sulit. Apalagi bila informasi yang dicari menyangkut persoalan besar yang sudah diketahui publik. Dengan bantuan internet sangat mungkin kita mendapatkan informasi lebih banyak dalam waktu singkat. Akhirnya semua kembali pada diri kita masing-masing apakah ingin menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi setiap informasi yang kita terima ataukah tetap ingin bersikap reaktif saja. Ungkapan yang menyatakan "seringkali yang menjadi masalah bukan masalahnya sendiri tetapi reaksi kita terhadap masalah tersebut" patut kita renungkan kembali. [caption id="attachment_82570" align="alignnone" width="300" caption="diunduh dari google"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun