Mohon tunggu...
Herry Nhk
Herry Nhk Mohon Tunggu... Freekance -

Saya manusia bahagia. Tak perlu bicara agama dengan saya, kecuali kau sudah tak bernapas..!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ephoria Reformasi Belum Habis

24 Oktober 2016   17:59 Diperbarui: 24 Oktober 2016   18:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini kita menyaksikan puluhan parpol mencuat dan muncul sebagai organisasi kekuatan politik. Munculnya puluhan parpol ini tidak lain bertujuan untuk membuka saluran aspirasi yang selama ini dirasakan tersumbat. Namun disisi lain, kemunculan pulahan parpol ini seolah ikut memunculkan aktivis-aktifis parpol yang tidak berpegang pada fungsi-fungsi parpol yang lain, sebagai sarana komunikasi politik, pendidikan politik, sosialisasi politik dan sebagai pengatur konflik dan bukan sebaliknya malah sebagai pemicu konflik.

Akhir-akhir ini Pemerintah berusaha sekuat tenaga mengatasi berbagai permasalahan. Namun dari segi kalender politik, usaha pemerintah saat ini hanya bersifat sementara dan transisional, yang akan mengantarkan bangsa ini pada kalender politik yang lain dimasa yang akan datang, yang lebih permanen.

Masa-masa ini akan terus berlanjut semacam pendidikan politik praktis, dan kelak akan kembali kepada pemikiran dan kesadaran, siapa sebenarnya yang berjuang demi reformasi menyeluruh bangsa itu? Siapa yang sekedar mencari peluang politis dalam kesempatan ini? Dan bagaimana akhirnya rakyat secara sadar melalui pengalaman, merasa sungguh-sungguh diemban atau sekedar diperalat oleh kaum elite?

Selama kita belum menemukan kesepakatan bersama mengenai dimensi filosofis dalam rangka penemuan kembali format konstitusionalisme, jangan terlalu berharap akan ditemukannya konsensus mengenai dimensi politis. Demikian pun halnya dimensi yuridi, karena justru penentuan segi-segi filosofis dan politislah yang mendahului perumusan ketentuan hukum untuk menata kehidupan bangsa ini.

Dan pada akhirnya kita perlu bertanya, apakah masih ada kesabaran dan toleransi yang merata dikalangan masyarakat bangsa ini untuk berjalan bersama-sama atas dasar kesadaran politik yang mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok? Sadarkah kita selaku bangsa bahwa pada hakikatnya kita sekarang ini sedang mencari satu format baru, mengenai konstitusionalisme, diatas mana kita akan membangun kembali satu tatanan baru untuk semua bidang kehidupan nasional, sosial politik, ekonomi dan budaya juga pertahanan dan keamanan.

 

Salam...

Hb nhk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun