Mohon tunggu...
Gysca Aprilia
Gysca Aprilia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori psikososial erik erikson

20 Januari 2025   00:03 Diperbarui: 20 Januari 2025   00:03 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

# Teori Psikososial Erik Erikson

Teori psikososial Erik Erikson adalah salah satu kontribusi terpenting dalam psikologi perkembangan. Erikson, seorang psikolog dan psikoanalis asal Jerman, mengembangkan teori ini pada pertengahan abad ke-20, dengan fokus pada hubungan antara individu dan masyarakat. Teori ini menekankan bahwa perkembangan manusia berlangsung sepanjang hayat dan terdiri dari delapan tahap yang masing-masing dihadapkan pada konflik psikososial. Setiap tahap merupakan tantangan yang harus dihadapi individu dan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian serta kemampuan sosial mereka.

## Delapan Tahap Perkembangan Psikososial

Erikson membagi perkembangan psikososial menjadi delapan tahap, masing-masing dengan konflik sentral yang harus diatasi. Berikut adalah penjelasan mengenai setiap tahap:

### 1. Tahap Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai orang-orang di sekitar mereka, terutama pengasuh, berdasarkan pengalaman dasar mereka terhadap kebutuhan seperti makanan dan kenyamanan. Jika pengasuh memberikan perhatian dan dukungan yang konsisten, bayi akan mengembangkan rasa percaya. Sebaliknya, pengalaman yang tidak konsisten dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan.

### 2. Tahap Otonomi vs. Ragu (1-3 tahun)

Di sini, anak mulai mengembangkan otonomi dan kontrol terhadap tubuh serta lingkungan mereka. Anak yang didorong untuk melakukan hal-hal sendiri, seperti menggunakan toilet dan memilih pakaian, akan mengembangkan rasa otonomi. Namun, jika mereka dihadapkan pada pengawasan yang ketat atau kritik, mereka mungkin merasa ragu dan kurang percaya diri.

### 3. Tahap Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai mengeksplorasi lingkungan melalui permainan dan interaksi sosial. Mereka belajar untuk mengambil inisiatif dalam kegiatan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Jika anak diberi kebebasan untuk berinisiatif, mereka akan merasa percaya diri. Namun, jika mereka menghadapi kritik atau hukuman, mereka mungkin merasa bersalah atas keinginan mereka untuk berinisiatif.

### 4. Tahap Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun