Mohon tunggu...
Gugi Yogaswara
Gugi Yogaswara Mohon Tunggu... profesional -

Assalamu’alaikum… Hai, saya Gugi Yogaswara. Saat ini saya bekerja di salah satu BUMN yang bergerak di bidang sertifikasi. Minat saya besar di Lingkungan. Disamping saya bekerja di bidang lingkungan dan memiliki latar belakang pendidikan teknik lingkungan, saya merasa dengan berkontribusi di bidang lingkungan saya bisa bermanfaat buat banyak orang. Selain lingkungan, hal kedua yang saya minati adalah tentang manajemen dan kepemimpinan. Hal ini menjadi menarik karena saya memiliki banyak keuntungan dan kelebihan dengan menguasai ilmu ini. Maka, dengan memperdalam ilmu manajemen dan kepemimpinan saya akan banyak mendapatkan manfaat di masa depan. Selamat berbagi ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dunia Jurnalisme sebagai Refleksi 71 Tahun Kemerdekaan

18 Agustus 2016   09:24 Diperbarui: 18 Agustus 2016   09:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konsep jurnalisme kemanusiaan merupakan rekomendasi terkuat atas permasalahan dan ironi diatas. Mengacu kepada pengertian kemanusiaan itu sendiri yakni, sebuah gerakan yang tujuannya adalah mempromosikan harkat, martabat, dan nilai manusia. kemanusiaan menekankan harkat, peranan, dan tanggung jawab manusia. Menurut paham kemanusiaan, manusia adalah makhluk yang mempunyai kedudukan istimewa dan berkemampuan lebih dari makhluk-makhluk lain di dunia karena bersifat rohani. (Mangunhardjana, 1997). 

Maka, Jurnalisme kemanusiaan yang kiranya suitable untuk ironi ini adalah kegiatan jurnalisme yang menjunjung tinggi harkat dan peranan serta keinginan rakyat Indonesia yang ingin keluar dari segala keterpurukan dan problema yang melanda. Membantu membentuk pola pikir masyarakat dengan mencoba untuk selalu mempertimbangkan fakta yang diliput secara adil, seimbang dan memperhatikan dampak yang ditimbulkannya.

Terlalu banyak artikel keburukan Indonesia akan menjerumuskan masyarakat pada paradigma pesimisme kolektif terhadap bangsanya sendiri. Harus diseimbangkan dengan membuat prestasi dan keunggulan bangsa menjadi main topic dalam setiap media. Memanusiakan manusia dengan mengapresiasi segala bentuk prestasi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk dapat memancing semangat nasionalis masyarakat yang mulai memudar. Memunculkan sisi kemanusiaan dapat menjadi obat bagi golongan penderita alergi media yang menganggap isinya hanya keterpurukan bangsa belaka.

Mengutamakan berita positif bukan berarti mengada-ngada dan menutup fakta-fakta negatif yang terjadi. Bukan pula berarti memangkas berita kontroversial yang perlu dilihat publik sebagai sarana antisipasi masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan adalah selalu memerhatikan proporsi antara keduanya, dan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan.

Kesimpulan dari premis-premis peliknya masalah indonesia dapat diambil berdasarkan fakta yang terjadi. Apakah kesimpulan itu buruk atau baik? Menginspirasi atau membuat depresi? Itu semua tergantung dari apa yang mencuat dalam ranah publik. Sesuatu yang masyarakat lihat, sesuatu yang masyarakat dengar, dan sesuatu yang masyarakat rasakan. Dan sesuatu itu menjadi tanggung jawab pers sepenuhnya. Bentuk dari tanggung jawab itu dapat diwujudkan dengan jurnalisme kemanusiaan. Memanusiakan manusia Indonesia yang ingin keluar dari konstelasi keterpurukan negeri menuju suasana penuh semangat dan optimistis Indonesia akan lebih baik lagi. Selamat Hari Kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun