Aku pergi dari kota kecilku,tinggalkan yg tak aku jawabkan,aku numpang sebuah bajai impian,namaku melambung. Aku pikir,aku sdh punya modal,mengais cerita di kaum papa,mengumbar kisah dari podium yg kutinggalkan separuh..     .  Aku melaju seperti panah liar, menancap disetiap hati orang perindu tuan berlaku rakyat, itu sepertinya rumus gampang karena aku tahu tuan-tuan yang ada berlalu jauh tidak mau berbaur. Aku tiba di kota besar, ibu dari seluruh kota negeri termasuk kota. Aku duduk disinggasana kursi sang penguasa kota besar itu,dan aku seperti lakuku nampak selalu nempel dengan pasar,daerah kumuh,banjir,dan begitu gampangnya aku nancap di pelupuk mata layar tivi.  .  Aku buat ini,jual itu, buat itu,jual itu..dan aku sepertinya tak ada yang bisa menghalangiku, lubang di kaki langit bukan kubangan malaikat yg tinggal dilangit, dan aku melihat ruang robek dilangit itu utk segera menanggalkan jejakku dibumi yg belum bisa ku akhiri kisahnya. Aku tinggalkan pemuja2ku yg dulu aku disediakan kursi ditengah kota,aku rakyatku lbh penting mikirin dirinya dari mencatat titah dari pintahku..toh di negeri bebas kisah ini,  siapa suka boleh melompat-lompat. Toh..mereka itu lbh suka melihat lompatan dari pada mengukur jaraknya.  .  Aku tinggalkan kursi penguasa ibu dari semua kota2 negeriku, ,separuh podiium yg tak kuakhiri semestinya kubiarkan saja,karena cerita diriku melebihi kepalan jari tanganku. Aku bertarung.....,e..h,,,ternyata berduel dgn salah satu majikan ku itu. Ah..bodoh amat, namanya masih politik,semuanya karena politik..sudah tanggalkan podium separuh  tanpa menoreh  asa, aku tanggalkan mimpi2 rakyat yg mengantar aku ke ibu kota ini...dan aku hanya tahu, aku pernah jadi walikota tidak sampai 10 tahun..,aku pernah jadi gubernur ibu kota negara cuman 2 tahun ,aku lalui setengah2,dan aku pernah jadi capres RI. Mungkin orang bilang, aku gila.Tapi itu aku, sebuah catatan kekuasaan setengah2 tapi disukai oleh 50% minus 1 rakyat Indonesia. Aku galau tunggu 22 juli..,takut ditawari jadi calon sekjen pbb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H