Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki Politik Luar Negeri yang bebas dan aktif. Hal ini memiliki makna yang cukup luas, salah satunya Indonesia bebas menentukan posisinya sebagai rational actor di dunia. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar dikelilingi oleh perairan laut, maka Indonesia ingin memajukan potensi besar maritim yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan demi mewujudkan misi Indonesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
Indonesia tidak pernah lepas dari julukan negara maritim, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan kekayaan laut yang melimpah ruah, serta menjadi salah satu jalur perdagangan dunia yang sangat strategis. Indonesia di satu sisi ingin mencapai tujuannya untuk menjadi aktor penting dalam dunia maritim. Melalui politik luar negerinya, Indonesia mencetuskan untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Lantas bagaimana upaya Indonesia untuk mencapai tujuannya sebagai Poros Maritim Dunia?
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi poros maritim dunia dengan memiliki wilayah maritim seluas 3,25 juta kilometer persegi dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,55 juta kilometer persegi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa inisiatif, termasuk konsep Blue Economy, revitalisasi budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur maritim, penguatan konektivitas maritim, pemberdayaan sumber daya manusia maritim, pemberantasan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing, dan pengembangan teknologi dan sumber daya manusia maritim.
Konsep Blue Economy di Indonesia
Pemerintah menjadikan konsep Blue Economy sebagai program unggulan dalam merintis poros maritim dunia. Blue Economy adalah konsep pemanfaatan sumber daya laut untuk kesejahteraan manusia melalui pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan. Berdasarkan masterplan Blue Economy, pemerintah fokus mengembangkan sektor perikanan tangkap dan budidaya, pariwisata bahari, energi terbarukan laut, pertambangan di bawah laut, perhubungan laut, dan kelautan sosial budaya.
Pada sektor perikanan, pemerintah terus memajukan budidaya rumput laut, kerang, dan ikan hias untuk meningkatkan devisa negara. Jumlah kapal dan mandor nelayan telah dilatih guna meningkatkan produktivitas. Di sektor energi, pemerintah mendorong pemanfaatan energi pasang surut, gelombang, dan arus untuk pembangkit listrik. Peluang jaringan pantai juga dimanfaatkan untuk pertambangan mineral stratigrafi komoditas nikel dan tembaga.
Revitalisasi Budaya Maritim
Demi meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelautan, pemerintah melakukan revitalisasi budaya maritim dengan menanamkan semangat kekeluargaan di laut. Pemerintah juga melestarikan dan mengembangkan jenis-jenis kapal tradisional seperti pinisi, jukung, dan pompong. Di sekolah, mata pelajaran sejarah budaya maritim diajarkan secara khusus untuk menanamkan rasa bangga akan warisan maritim bangsa. Berbagai festival budaya kelautan juga diselenggarakan untuk mengangkat jati diri maritim Indonesia.
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Laut
Pengelolaan ZEE dilakukan secara berkelanjutan agar sumber daya hayati dan non-hayati tetap tersimpan untuk generasi mendatang. Kegiatan penelitian dan eksplorasi, inventarisasi penerapan standar konservasi, dan penanaman karakterisasi diterapkan. Sistem pemantauan telah diperkuat sementara teknologi tepat guna diperkenalkan dalam bidang budidaya laut, pengelolaan limbah, pelestarian biota laut, dan antisipasi bencana. Ekosistem yang rentan juga dilindungi, sedang tahapan pemetaan Taman Laut Indonesia tengah disiapkan.