Aroma wangi dupa yang terbakar seakan menyambut langkah kami saat memasuki gerbang klenteng ini, tempat peribadatan bagi umat tri dharma yang terletak di jalan Hang Tuah ini merupakan salah satu Klenteng tertua di Sidoarjo yang sampai saat ini masih difungsikan oleh warga Tionghoa sebagai tempat peribadatan.
jika ditarik ke belakang Klenteng Tjong Hok Kiong ini sudah dibangun pada abad 18, ketika para pedagang Tionghoa berhasil berlabuh di Sidoarjo setelah berlayar dari tanah Tiongkok, alkisah setelah para pedagang ini selamat dalam perjalanannya mengarungi lautan luas, maka pada tahun 1863 dibangunlah Klenteng ini sebagai tanda terima kasih kepada para dewa dan leluhur yang sudah memberikan petunjuk dan keselamatan selama perjalanan.
hal ini bisa dibenarkan tatkala banyaknya pedagang Tionghoa yang hingga kini masih banyak bermukim dan berdagang disepanjang jalan Gajah Mada Sidoarjo hingga saat ini
ketika memasuki area klenteng ini kami disambut oleh salah satu pengurus dan menanyakan apa maksud tujuan kami kemari, setelah berbincang pengurus tersebut memperbolehkan kami untuk melihat-lihat bagian dalam klenteng ini, sungguh menakjubkan memang ukiran pada kayu yang berusia ratusan tahun masih terawat dan terjaga keasliannya.
dihalaman Klenteng terdapat kolam ikan yang berisi berbagai macam ikan dan juga bulus (kura-kura ), ada juga tempat untuk pementasan wayang potehi yang biasanya digelar ketika ulang tahun klenteng atau pada saat imlek, ketika memasuki ruangan ibadah kita disambut oleh 2 patung singa yang menjaga pintu masuk ruang ibadah dengan beberapa lampion yang tergantung rapi di atapnya
lilin-lilin besar yang menyala juga menyambut kita tatkala memasuki ruangan ibadah ini, terdapat beberapa altar Dewa, tetapi Dewa utama yang menjadi “Tuan Rumah” di sini adalah Makco Tiang Shang Shen Mu, atau biasa disebut Dewi Makco.