Beberapa hari jelang pencoblosan, tak ada sedikit pun ketegangan yang terlihat dari wajah Calon Walikota Depok Dimas Oky Nugroho. Saya bersaksi, cawalkot nomor urut 1 itu berkali-kali mengingatkan kita tim pemenangannya untuk mengembalikan semuanya kepada yang Maha Kuasa.
Pilkada Depok hanyalah urusan dunia. Yang mulia adalah niat menjalankan peran sebagai khalifah fil ard (di muka bumi). Menebarkan kebaikan, kebajikan, dan kemaslahatan bagi sesama.
Jika Allah ridho, Ia akan mengamanatkan amanah dan tanggung jawab besar itu (menjadi Umaro) kepada hambaNya yang terpilih. Kami sering diingatkan putra Jawa kelahiran Sumatera (Puja Kesuma) itu untuk jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Fitnah dengan fitnah. Jangan ngoyo kata Dimas.
Sebagai orang baru yang terjun dalam dunia politik praktis, Dimas memang agak shock dengan serangan-serangan dari lawan politik. Mulai dari tudingan non Muslim. Program 1 kelurahan 1 gereja. Dan yang terbaru adalah fitnah keji Dimas adalah seorang duda, padahal sudah rujuk.
Menjadi calon pejabat publik memang harus siap dengan segala konsekuensinya, termasuk fitnah dan kampanye hitam di atas. Namun sekali lagi, saya kagum dengan mental Dimas menghadapi itu semua. Seperti kata Tan Malaka, terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk.
Semoga Allah SWT melindunginya. Memuluskan niat tulusnya turut memajukan Kota Depok. Dan yang utama meridhoi segala perjuangan dirinya dan tim sukses serta relawan-relawan yang tulus dan komitmen hingga akhir. Apapun hasilnya, semoga itu semua menjadi yang terbaik bagi kemajuan dan kemaslahatan masyarakat Depok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H