Sontak kami semua tertawa lagi. Perdebatan kecil pun dimulai. Ada yang sibuk mempertahankan seragam masing-masing. Saya, yang masih setia dengan keki, merasa perlu membela diri. "Namanya juga hari Selasa, kan biasanya pakai keki."
Pak Bambang langsung menimpali, "Loh, ya saya juga nggak salah. Saya pikir ada kegiatan olahraga, makanya pakai kaos."
Tawa kami belum reda ketika seorang guru lainnya masuk ruang guru. Dan reaksi ruang guru pun bisa ditebak, semua tertawa membahana. Suasana benar-benar menjadi warna-warni pagi itu. Rasanya baru kali ini, ruang guru berubah seperti pasar seragam. Ada keki, korpri dan kaos olahraga, semua tumpah ruah dalam satu ruangan.
Sambil tertawa Bu Suryani berkata, "Ya udah lah, yang penting kita semua tetap semangat kan." Hari ini adalah "Hari Salah Kostum Nasional" versi ruang guru sekolah kami. Semua kembali ke tugas masing-masing, tapi tidak ada yang bisa berhenti senyum. Bahkan sampai jam istirahat, momen pagi itu masih menjadi bahan obrolan seru.
Salah kostum itu bukan bencana besar. Justru dari kejadian kecil seperti ini, kami menemukan tawa, kehangatan, dan kebersamaan. Hari ini benar-benar special. Suasana penuh warna, penuh cerita, dan penuh tawa.
Kedungtuban, 17 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H