Beliau berhenti sejenak, menatapku dengan penuh perhatian, mencoba mengingat. "Guru SMP 3 ya?" ujar beliau. Sejenak wajahnya terlihat berpikir, sebelum aku menyebutkan nama panggilanku.
"Oh!siapa ya!" serunya dengan wajah yang cerah.
"Saya, bu Saida!"jelasku singkat.
Beliau lantas spontan menyebut nama lengkapku. Aku tertegun ternyata, meskipun sudah delapan tahun berlalu, bapak kepala sekolah masih mengingat nama lengkapku, mata pelajaran yang aku ajarkan, dan bahkan asal kota tempat tinggalku. Mungkin beliau agak samar dengan wajahku yang sekarang, tapi memori tentang siapa aku masih tertanam kuat di benaknya.
"Saya sangat bersyukur, Pak, masih diingat," ucapku dengan hati yang tulus.
Beliau tertawa kecil, "Mana mungkin saya lupa, ibu yang minta jam IPS di sini."
Setelah berbincang sebentar, aku berpamitan dengan perasaan hangat di hati. Persinggahan hari ini benar-benar menyegarkan jiwaku. Teman-teman yang ramah, keakraban yang tidak berubah, dan pengakuan dari bapak kepala sekolah yang masih mengingatku, semuanya membuat hari ini begitu istimewa. Rasanya, meskipun waktu telah berlalu begitu lama, persahabatan dan kenangan yang terjalin di SMPN 3 Jiken akan selalu abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H