Mohon tunggu...
Gutamining Saida
Gutamining Saida Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Kedungtuban Kab Blora

Jalan-jalan, membaca cerita, Seorang istri yang banyak mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nostalgia di SMP Triji

11 Oktober 2024   20:24 Diperbarui: 11 Oktober 2024   23:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya: Gutamining Saida

Cuaca cerah dan hangat, menciptakan suasana yang sempurna untuk sebuah kunjungan ke SMPN 3 Jiken. Sudah bertahun-tahun berlalu sejak aku terakhir kali menginjakkan kaki di sekolah ini, sekolah yang penuh kenangan manis bersama teman-teman sejawat. Rindu yang mengendap begitu lama akhirnya tersalurkan ketika aku memutuskan untuk singgah dan bernostalgia.

Setibanya di gerbang sekolah, jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Apakah semuanya masih sama seperti dulu? Apakah teman-teman masih mengingatku? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di pikiranku. Namun, semua kekhawatiran itu sirna begitu aku bertemu beberapa rekan lama yang langsung menyambut dengan hangat, seolah-olah waktu tidak pernah memisahkan kami. Senyum dan keramahan mereka masih sama seperti yang aku ingat delapan tahun lalu.

"Sudah lama nggak mampir ke sini! Kangen banget," ucapku sambil tersenyum.

"Ah, kami juga kangen banget sama umi!" ujar bu Harini.  Langsung mengandengku menuju ruang Tata usaha. Silakan duduk sini, umi nikmati bakso ini," salah satu temanku berkata sambil menyobek plastik dan menaruh bakso ke mangkuk.

Aku tersenyum tanpa basa-basi, aku duduk dan menikmati semangkuk bakso yang lezat itu. Rasanya seperti kembali ke masa lalu.  Hanya saja kali ini, kami semua lebih tua dengan pengalaman hidup masing-masing yang sudah jauh berkembang. Banyak perubahan ruang guru, tata usaha pindah Lokasi. Bangunan baru di sana sini.

Namun, sebelum larut lebih jauh dalam perbincangan, jam sudah menunjukkan pukul 12.15 WIB. Saya Bersama mbak Marisih sepakat untuk segera menuju musala dan menunaikan salat terlebih dahulu. Usai salat, suasana terasa semakin damai dan hangat, membalut kerinduan dalam keakraban yang luar biasa. Di musala bertemu dengan bu In guru Bahasa Indonesia. Ngobrol santai sambil mengenang terakhir bertemu dan bersama saat jalan-jalan di Surabaya.  Setelahnya, kami menuju ruang guru untuk melanjutkan obrolan.

Di ruang guru, nostalgia benar-benar mengalir deras. Kami mulai mengobrol tentang banyak hal. Dari kenangan jalan-jalan bersama dahulu, hingga rencana perjalanan yang mungkin akan kami lakukan di masa depan. Suasana begitu hangat, penuh tawa dan canda. Satu per satu cerita lama diungkit, dan seolah-olah waktu delapan tahun yang memisahkan kami tak pernah ada. Kami bercanda tentang bagaimana dulu kami sering bertualang bersama, dan kini kami berbicara tentang destinasi wisata baru yang mungkin bisa kami kunjungi bersama-sama lagi. Di serambi ruang guru kami bersama pak Didik, pak Shahit, Bu In dan Mbak Marisih.

Setelah beberapa waktu, saat hari mulai beranjak siang, tiba saatnya aku pamit pulang. Namun, sebelum benar-benar keluar dari sekolah, aku berpapasan dengan bapak kepala sekolah yang sedang berjalan santai menuju area ruang kantor guru. Rasanya seperti sudah lama tidak bertemu beliau, dan aku ingin tahu apakah beliau masih ingat diriku. Pertama kali aku mengampu di Jiken beliau sebagai Kepala Sekolahnya. Namun hanya beberapa saat beliau pindah tugas.

"Pak, masih ingat saya tidak?" tanyaku dengan senyum kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun