Mohon tunggu...
Gutamining Saida
Gutamining Saida Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Kedungtuban Kab Blora

Jalan-jalan, membaca cerita, Seorang istri yang banyak mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Banjir Air Mata

3 Oktober 2024   17:13 Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Karya : Gutamining Saida

Hari Kamis 3 Oktober 2024, kegiatan MGMP IPS di SMPN 1 Jiken berlangsung dengan penuh antusias. Para guru IPS dari berbagai sekolah berkumpul untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mengajar. Hari ini, agenda diisi oleh dua narasumber, yaitu Ibu Sri Maya Harum dan Pak Poyo. Keduanya dikenal sebagai guru yang berpengalaman dan sering memberikan pelatihan terkait metode pembelajaran yang interaktif.

Sesi pertama dibawakan oleh Ibu Sri Maya Harum. Beliau menjelaskan tentang pentingnya pembelajaran interaktif dan memberikan contoh media menarik yang bisa diterapkan di kelas. Semua peserta menyimak dengan penuh perhatian, mencatat poin-poin penting untuk diaplikasikan di sekolah masing-masing.

Pembelajaran interaktif diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada guru dalam menciptakan suasana belajar yang lebih hidup di kelas. Setelah menjelaskan materi pembelajaran interaktif beralih ke media interaktif supaya dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata Pelajaran IPS. Ibu Sri Maya Harum meminta beberapa guru untuk berbagi pengalaman bagaiman amenerapkan pembelajaran interaktif di sekolah masing-masing. Para guru dari berbagai sekolah menceritakan pengalamannya,

Setelah sesi pertama selesai, tibalah giliran Pak Poyo untuk mengisi sesi kedua. Pak Poyo akhir presentasinya dengan memutarkan sebuah video. Video tersebut menampilkan pembelajaran di kelas yang tampak seperti adegan biasa. Namun, suasana mulai berubah ketika perhatian tertuju pada seorang siswi yang terlihat terlambat datang ke kelas. Siswi tersebut bernama Kaila. Pada hari pertama dalam video, Kaila terlambat masuk kelas di jam pertama, dan gurunya mempermasalahkan keterlambatan itu, meski Kaila tampak sedih. Teman-temannya ikutmempermasalahkan, beberapa bahkan mulai mengolok-olok melempar kertas ke arahnya.

Hari berikutnya, hal yang sama terjadi. Kaila kembali terlambat, namun kali ini reaksi teman-temannya lebih buruk. Mereka mulai melempari kertas ke arahnya dan mengejeknya. Kaila tampak semakin tertekan, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa. Hari ketiga, Kaila tidak masuk sekolah. Gurunya menanyakan kemana Kaila. Saat di hari selanjutnya hari ke empat Kaila masuk dan tidak terlambat lagi. Guru dan temannya membiarkannya duduk di bangku dengan kepala tertunduk. Kemudian gurunya memanggilnya ke depan kelas dan meminta Kaila untuk menjelaskan alasan keterlambatannya selama tiga hari terakhir. Saat itulah, suasana dalam video berubah drastis.

Kaila berdiri di depan kelas, dengan mata yang berkaca-kaca. Suasana hening. Teman-temannya, yang sebelumnya sibuk dengan ejekan dan lelucon, tiba-tiba terdiam. Kaila mulai berbicara dengan suara yang gemetar. Air matanya tumpah tak bisa dibendungnya dengan nada terisak-isak. Ia menjelaskan bahwa pada hari pertama ia terlambat karena ibunya tiba-tiba jatuh sakit dan harus dibawa ke rumah sakit. Kaila, sebagai satu-satunya anak yang tinggal bersama ibunya, harus membawa dan mengurus semuanya sendiri ke rumah sakit. Hari kedua, Kaila terlambat lagi karena harus menyuapi ibunya di rumah sakit sebelum berangkat ke sekolah. Namun, ia tidak berani mengungkapkan alasannya kepada guru atau teman-temannya. Hari ketiga, Kaila tidak masuk karena ibunya meninggal dunia. Saat Kaila mengucapkan kata-kata itu, air mata mulai mengalir di pipinya, dan suaranya pecah. "Aku tidak tahu harus bagaimana," katanya lirih. "Aku kehilangan ibuku."

Saat mendengar penjelasan Kaila, guru dan teman-temannya terpaku. Semua kata-kata ejekan dan olokan yang sebelumnya mereka lontarkan tiba-tiba terasa sangat salah. Mereka merasa sangat menyesal karena tidak pernah bertanya tentang kondisi Kaila, apalagi memberinya dukungan. Alih-alih membantu, mereka malah memperburuk keadaan dengan sikap acuh tak acuh dan ejekan. Kaila telah berjuang sendiri menghadapi kesedihan mendalam tanpa ada yang peduli.

Di akhir video, terlihat teman-teman Kaila mulai menangis. Ibu gurunya mendekati Kaila dan memeluknya dan  tidak bisa menahan air mata. Seluruh kelas berubah menjadi suasana yang penuh penyesalan dan rasa bersalah. Semua yang ada di kelas, termasuk gurunya, menangis.

Ketika video itu selesai diputar, suasana di ruang MGMP IPS menjadi hening. Tidak ada satu pun yang berbicara. Para guru yang menyaksikan video itu tenggelam dalam perasaan yang mendalam. Beberapa mulai menghapus air mata yang mengalir di pipi mereka. Kisah Kaila terasa begitu nyata, menggugah hati, dan mengingatkan setiap orang di ruangan tersebut betapa pentingnya kita sebagai guru untuk selalu peka terhadap keadaan siswa. Tidak semua yang terlihat adalah apa adanya, terkadang, ada cerita yang lebih dalam di balik sikap dan perilaku siswa yang mungkin luput dari perhatian kita.

Bahkan, para bapak guru yang biasanya tegar tampak terharu. Beberapa di antara mereka menunduk, menahan tangis yang mulai merembes ke pipi. Suasana ruangan benar-benar sunyi. Rasa simpati, penyesalan, dan kesadaran tentang pentingnya empati memenuhi hati semua orang yang hadir. Semua guru yang ada di ruangan itu seperti diingatkan kembali akan tanggung jawab besar tidak hanya untuk mengajar, tetapi juga untuk memahami dan peduli terhadap keadaan setiap siswa. Selamat berjuang teman-teman khususnya guru IPS kabupaten Blora.

Cepu, 3 Oktober 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun