Karya : Gutamining Saida
Kamis pagi itu, saya memiliki agenda rutin mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS di SMPN 1 Blora. Agenda ini sudah biasa dilakukan setiap beberapa minggu sekali, dan seperti biasa, saya berusaha mengatur waktu agar tidak terlambat. Namun, kali ini berbeda. Saya sengaja memutuskan untuk berangkat bersama teman menggunakan mobilnya. Sehari sebelumnya, kami sudah sepakat bahwa teman saya akan menjemput di Cepu pukul 07.00 WIB.
Saya adalah orang yang sangat menjunjung tinggi prinsip, terutama ketika menumpang atau bergantung pada orang lain. Bagi saya, lebih baik menunggu daripada ditunggu. Oleh sebab itu, saya berangkat lebih awal dari rumah, memastikan agar saya tiba di tempat yang telah disepakati tepat waktu. Pagi itu, cuaca di luar terlihat cerah. Sinar matahari mulai menyinari jalanan, dan saya bisa merasakan kehangatannya meski baru melangkah keluar dari rumah.
Setelah menempuh perjalanan singkat, saya sampai di halte tempat kami berjanji untuk bertemu. Cuaca pagi itu terasa menyengat, tetapi entah mengapa saya justru menikmati hangatnya sinar matahari yang terasa di punggung. Ada sesuatu yang menenangkan dari perasaan tersebut, seperti diberi energi positif oleh alam. Dengan langkah pelan, saya sengaja berdiri sekitar halte, sambil sesekali menggerakkan kaki untuk melemaskan otot-otot yang mulai kaku.
Menggerakkan kaki ini tidak hanya bermanfaat secara fisik, tetapi juga membantu saya mengisi waktu dengan cara yang menyenangkan. Rasanya enak, membuat tubuh terasa lebih bugar dan siap untuk menjalani aktivitas sepanjang hari. Meski menunggu terkadang bisa membuat seseorang merasa jenuh, kali ini saya merasa berbeda. Saya menikmati setiap detik yang berlalu dengan perasaan tenang dan damai.
Salah satu hal yang paling saya syukuri adalah momen-momen seperti ini, di mana saya bisa benar-benar merasakan ketenangan tanpa harus terburu-buru. Biasanya, di hari-hari biasa, saya selalu diburu oleh berbagai macam kegiatan yang sudah terjadwal. Mulai dari mengajar, menghadiri rapat, hingga mengikuti kegiatan lainnya. Jarang sekali saya punya kesempatan untuk duduk diam dan menikmati waktu tanpa beban pikiran.
Pagi itu terasa spesial. Pikiran saya tenang, tanpa ada kecemasan tentang kemacetan di jalan dan  ketakutan akan terlambat. Segalanya berjalan dengan lancar, sesuai rencana. Saya merasa bersyukur bisa menikmati momen ini, sebuah perasaan yang jarang saya dapatkan di hari-hari biasa.
Menunggu di halte dengan cuaca yang cerah dan suasana yang tenang memberikan saya kesempatan untuk merenung. Betapa sering kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari, sibuk dengan segala macam urusan, sampai lupa untuk menikmati hal-hal kecil yang sebenarnya bisa membawa kebahagiaan sederhana. Seperti hangatnya matahari pagi yang menyentuh kulit, atau momen ketika kita bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri, meskipun hanya sebentar.
Setelah beberapa saat, mobil teman saya akhirnya datang. Saya naik ke dalam mobil dengan perasaan yang lebih rileks dan siap untuk mengikuti kegiatan MGMP. Perjalanan menuju SMPN 1 Blora terasa lebih ringan, mungkin karena hati saya sudah lebih tenang. Kami berbincang-bincang santai sepanjang perjalanan, sambil sesekali menikmati pemandangan jalan yang kanan kiri hutan jati.
Sampai di SMPN 1 Blora, saya merasa segar dan siap untuk berdiskusi serta belajar bersama rekan-rekan sesama guru IPS. Hari itu berjalan dengan lancar, dan meskipun kegiatan MGMP biasanya cukup intens, saya merasa lebih siap menghadapi segala tantangan yang ada.
Kamis pagi itu, saya belajar bahwa terkadang menunggu bukanlah sesuatu yang buruk. Dalam menunggu, kita bisa menemukan momen-momen yang berharga, momen yang mengingatkan kita untuk bersyukur dan menikmati setiap hal kecil dalam hidup. Tanpa tergesa-gesa, tanpa tekanan, hanya rasa syukur yang menyelimuti hati. Semoga dapat menginspirasi pembaca setia saya dan bermanfaat.