Karya : Gutamining Saida
Sabtu sore setelah Ashar, suasana di Musala Miftahul Falah terasa berbeda dari biasanya. Langit cerah, angin sepoi-sepoi menyapa. Warga  berdatangan untuk mengikuti pengajian. Ada yang jalan kaki, ada yang naik motor ada yang diantar suaminya. Hari ini adalah hari special. Pengajian rutin yang biasanya dihadiri ibu-ibu dari warga sekitar tiap tanggal 21. Warga datang dari arah barat dan timur  hingga semuanya tampak semangat.
Setelah pembukaan yang disampaikan oleh pembawa acara, pengajian dilanjutkan dengan pembacaan Al-Barzanji. Bacaan shalawat dan pujian yang indah kepada Nabi Muhammad menggema di ruangan musala, menciptakan suasana khidmat yang menyentuh hati. Setiap bait yang dibacakan terasa penuh makna, mengingatkan jamaah akan cinta dan kerinduan kepada Rasulullah.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tidak hanya bagi sesama Muslim, tetapi juga dalam interaksi dengan berbagai lapisan masyarakat. Maulid Nabi juga berfungsi sebagai sarana mempererat ukhuwah Islamiyah. Peringatan ini seringkali dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti pengajian, shalawat bersama, hingga kegiatan sosial.
Selesai pembacaan Al-Barzanji. Ustadz Abdul Matin mengambil alih untuk menyampaikan materi inti. Dengan suaranya yang lembut namun jelas, beliau membuka ceramah dengan bismillah dan salam, lalu menyapa jamaah yang hadir dengan penuh hangat. Dengan senyum ramah, beliau menyapa satu per satu jamaah yang hadir. Wajah beliau yang tenang dan penuh wibawa memberi ketenangan pada suasana sore itu. Tema pengajian kali ini cukup istimewa, yaitu tentang Maulid Nabi. Selain untuk memperdalam pemahaman akan akhlak Rasulullah, pengajian kali ini juga bertujuan untuk merenungkan sifat-sifat buruk yang harus dihindari oleh setiap Muslim.
Ceramah yang disampaikan dengan gaya yang sederhana namun penuh makna itu membuat jamaah merasa tersentuh. Banyak yang mengangguk-anggukkan kepala, tanda setuju dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Matin. Sifat-sifat buruk yang disebutkan mungkin sering kali dirasakan oleh setiap orang, dan sore itu menjadi momen refleksi bagi semua yang hadir.
Sifat buruk yang perlu dihindari adalah pertama, manusia sering membantah, ngeyel. Maksudnya sudah tahu melakukan salah tapi masih membantah. Kedua, manusia sering tergesa-gesa dalam melakukan tindakan atau ibadah. Ketiga, manusia sering dholim walaupun sudah mengetahui perbuatan dosa masih saja dilakukan. Keempat, manusia sering berbuat melampaui batas. Di luar kemampuannya.
Setelah kurang lebih setengah jam menyampaikan tausiyah, Ustadz Abdul Matin menutup dengan mengajak jamaah untuk terus memperbaiki diri, meneladani akhlak Rasulullah, dan menghindari sifat-sifat buruk. Pengajian sore itu ditutup dengan doa bersama. Ustadz Abdul Matin memimpin doa dengan khusyuk, memohon agar Allah memberikan kekuatan kepada semua jamaah untuk selalu berada di jalan yang benar, menghindari sifat buruk, dan terus mendekatkan diri kepada-Nya.
Seusai doa, para jamaah saling bersalaman dan berbincang ringan sebelum pulang ke rumah masing-masing. Sore yang penuh berkah di Musala Miftahul Falah itu memberikan banyak pelajaran berharga, tak hanya tentang pentingnya meneladani Nabi, tetapi juga tentang pentingnya selalu berusaha memperbaiki diri sebagai seorang Muslim.
