Mohon tunggu...
Ali Yasin
Ali Yasin Mohon Tunggu... Penulis, Pedagang, Trainer -

[1] Manajer Marketing di PT Sapphire Travel Umroh Surabaya shappiretravel.blogspot.co.id [2] Trainer di Katadaya Communication Consulting [3] Pembelajar Al Quran [4] Pengusaha mikro (tokopagi.com) Utk silaturahim silahkan SMS ke 6018 0822 3378

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Extra Waspada [Bahaya] Online

16 Oktober 2016   08:12 Diperbarui: 16 Oktober 2016   08:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Anda kerja online? Kalau tidak, mungkin istri, anak, saudara atau teman anda? Saran saya berhati-hatilah. Rabu (12/10) kemarin Polrestabes Surabaya menangkap pemilik akun instragram yang diduga kuat menjual narkoba lewat akunnya. Meski follower media tersebut hanya puluhan, tetapi pemasaran barang terlarang tersebut sudah sampai beberapa kota di Jawa Timur.

Berhati-hatilah. Disebutkan oleh polisi jika pembeli dan penikmat barang haram ini bukan hanya orang umum, tapi juga mahasiswa dan pelajar. Dengan kode-kode tertentu, ternyata yang dijual belikan adalah narkoba. Waw, barang haram dijual online? Bukankah mayoritas mahasiswa dan pelajar sekarang sudah akrab dengan internet?

Sekali lagi berhati-hatilah. Anak kita usia SMP sudah biasa pake smartphone yang terhubung internet. Mungkin juga sbg pengguna media sosial Fesbuk, twitter, instagram.  Lihatlah ketrampilan anak-anak kita mencari informasi di dunia maya. Buka youtube mahir. Cari referensi pelajaran juga sudah biasa. Tinggal ketikan keyword langsung muncul directory pilihan.

Berhati-hatilah. Segala informasi disedikan media internet. Bisa jadi anak anda lebih tahu alamat situs-situs khusus. Termasuk yang membahayakan. Entah pornografi atau seperti dalam kasus diatas situs/akun jual beli narkoba. Ini sesuatu yang sering luput dari pengamatan kita. Anak-anak menjadi murid setia internet demi kebutuhan sekolah atau pemuasan keinginan dan penasarannya.

Berhati-hatilah. Anak anda adalah anak anda. Bukan anak internet. Juga bukan anak global yang ditandai dengan melek internet yang berlebihan. Tak semua informasi berguna dan bermanfaat. Ingat, kalau kita anggap anak kita bisa menfilter informasi, itu cara pandang yang perlu diluruskan. Bagaimanapun kita wajib mendampingi secara ketat.

Berhati-hatilah. Dulu saat warnet laris, kita bisa jumpai sebagian besar penggunanya adalah anak SD, SMP dan SMA. Polisi dan satpol PP di beberapa kota pernah menyergap mereka karena kedapatan berbuat mesum, atau tindak criminal lain. Meski ada fakta tragis ini sebagian besar orang tua di Indonesia tidak menaikan level waspada.

Berhati-hatilah. Kini anak-anak kita sudah pegang smartphone. Paket internet selalu dibeli karena alasan untuk mencari tugas sekolah. Selebihnya ternyata untuk main FB, twitter, instagram dan media lain. Kita tak bisa memastikan anak-anak kita menggunakan media tersebut untuk tujuan positif.

Berhati-hatilah. Ada scenario besar Negara ini dihancurkan melalui generasi mudanya. Percaya tidak percaya. Silahkan buktikan sendiri. Negeri ini dalam setting internasional supaya tidak berdaya sebelum akhirnya hancur. Generasinya tidak berkarakter, tidak bermoral, tidak berkualitas serta tidak terdidik secara baik. Sebabnya karena kebebasan menggunakan internet yang berakibat kemudahan mereka mencari hal-hal yang terlarang termasuk narkoba.

Berhati-hatilah. Kita orang tua punya tanggung jawab. Guru, Bupati, DPRD, ormas, agamawan, penegak hukum, presiden, menteri dan pejabat lain kelak akan dimintai pertanggungjawabaan. Jabatan adalah amanah yang harus diemban dengan baik. Salah satunya mewujudkan generasi muda yang terlindungi dari bahaya negative internet.

Berhati-hatilah. Jangan sampai kita kecolongan untuk kesekian kalinya. Nasi sudah menjadi bubur. Kalau sudah parah kita baru bergerak. Yang terjadi kemudian gawat darurat, ibarat kanker kronis semua sudah menggurita dan tidak bisa diobati. Andai di setiap daerah ada agen narkoba yang menjual lewat online, dapat dibayangkan berapa banyak generasi yang terjebak dalam barang haram ini?

Berhati-hatilah. Sekali lagi ini kewaspadaan nasional. Jangan sampai dianggap enteng, kasuistik atau parsial. Semua harus bersinergi menghadapi bahaya ini. Internet yang memberi peluang jual beli barang haram harus diantisipasi ketat. Anak-anak harus disadarkan terus-menerus bahaya hal ini. Yang pasti butuh kerja bersama dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun