Hari ini di sosial media dan di komunikasi BBM (Blackberry Messenger) beredar berita sepak terjang Menteri BUMN kita , Dahlan Iskan yang membuka portal gerbang tol Semanggi 1 lantas meloloskan seratusan mobil agar mengurai kemacetan di pintu tol tersebut.
Bertahun-tahun Jasa Marga selaku pengelola tol seperti berdiri di atas kepentingan masyarakat yang dilayaninya. Setiap dua tahun sekali Jasa Marga seperti memiiki keistimewaan untuk menaikkan unag tol. Jika di negara maju tarif tol makin turun dan lama-lama gratis tidak demikian di Indonesia. Jalan tol yang menjadi hajat orang banyak semakin mahal tetapi semakin macet. Jalan bebas hambatan tidak ada maknanya lagi. Jalan berlubang di berbagai tempat. Lampu mati di sepanjang ruas jalan tol. Intinya mereka tidak merasa harus memperbaiki diri. Janji demi janji dilayangkan jika mendekati kenaikan tarif namun tidak kunjung beres.
Pagi ini apa yang dilakukan Dahlan Iskan merupakan shock therapy sekaligus mempermalukan direksi Jasa Marga. Sore ini di salah satu stasiun TV Direktur Operasi Jasa Marga mengakui kesalahannya. Seperti biasa, bawahan lah yang disalahkan. Cermin buruknya kepemimpinan di negara ini pada umumnya. Pimpinan tidak pernah salah, yang salah selalu bawahan.
Bertahun-tahun, meskipun kemacetan bertambah parah namun tidak ada tindakan nyata. Kenapa? Karena pejabat bukan lagi melayani melainkan minta dilayani. Buktinya, mereka minta dikawal, bahkan tidak segan melanggar jalur kiri yang harusnya hanya untuk situasi darurat. Istilahnya, pejabat tidak boleh macet, rakyat boleh mengalami macet. Meski mereka dibayar oleh uang rakyat tetap saja rakyat harus mengalah kepada pejabat. Memang di Indonesia semua serba berbeda. Kita harus maklum.
Kehadiran Dahlan Iskan, orang dengan latar belakang swasta ke dunia birokrasi tidak menghentikan kelugasannya dalam menjalankan tugasnya. Sejak di PLN dan sekarang di Kementrian yang membawahi BUMN sepak terjang beliau terus berlangsung. Kita butuh lebih banyak Dahlan Iskan untuk membuat negara ini berubah. Satu orang mungkin tidak cukup tetapi satu orang telah memberi inspirasi, rakyat mengacungkan jempol, salut, dan kagum kepada sosok beliau.
Foto: pelitaonline.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI