Mohon tunggu...
Gusty Maulana
Gusty Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Estetika Seni Islam: Rampak Bedug Banten

2 Juli 2024   09:23 Diperbarui: 2 Juli 2024   09:26 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni Islam Rampak Bedug Banten merupakan salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai estetika. Rampak Bedug adalah tradisi kesenian yang berkembang di wilayah Banten, Indonesia, yang memadukan elemen-elemen musikal, spiritual, dan budaya lokal. Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam berbagai upacara keagamaan maupun perayaan adat di masyarakat Banten.

Secara estetika, Rampak Bedug memiliki keindahan yang khas dan unik. Pertama, dari segi musikal, ansambel Rampak Bedug terdiri dari instrumen-instrumen tradisional seperti bedug, kendang, dan berbagai jenis rebana. Masing-masing instrumen memiliki ritme dan pola yang saling bersinergi, menciptakan sebuah harmoni yang khas dan mengiringi nyanyian vokal para pemain. Irama yang dihasilkan memiliki kekuatan dan semangat yang membangkitkan emosi spiritual bagi para pendengarnya.

Kedua, aspek visual dari Rampak Bedug juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Penampilan para pemain yang mengenakan busana khas Banten, seperti baju takwa, celana panjang, dan ikat kepala, menciptakan kesan yang agung dan sakral. Gerakan tarian yang diiringi oleh pukulan bedug dan rebana juga mencerminkan keselarasan antara tubuh, musik, dan spiritualitas. Setiap gerakan dan pose para pemain seolah-olah menggambarkan kekhusyukan dalam menjalankan ritual keagamaan.

Selain itu, aspek simbolik juga menjadi bagian penting dari nilai estetika Rampak Bedug. Instrumen bedug, misalnya, memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Banten. Bedug dianggap sebagai simbol panggilan untuk beribadah, menandakan waktu sholat, dan menyatukan masyarakat dalam satu ritme spiritual. Rebana, di sisi lain, melambangkan kesatuan, kebersamaan, dan semangat gotong royong dalam masyarakat.

Keindahan Rampak Bedug juga terlihat dari penggunaan warna-warna yang kaya dan mencolok, seperti merah, kuning, hijau, dan biru, yang menambah kesan meriah dan semarak dalam pertunjukan. Selain itu, pemilihan motif dan ornamen tradisional Banten, seperti kaligrafi Arab, ragam hias flora dan fauna, serta motif anyaman, juga memperkaya aspek visual kesenian ini.

Secara keseluruhan, Rampak Bedug merupakan representasi dari nilai-nilai estetika seni Islam yang kuat. Kesenian ini menyatukan elemen-elemen musik, gerakan, simbolisme, dan ekspresi visual untuk menciptakan pengalaman spiritual yang mendalam bagi para pelaku dan penikmatnya. Melalui Rampak Bedug, masyarakat Banten mampu melestarikan warisan budaya dan mengekspresikan identitas keislaman mereka dengan cara yang indah dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun