Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Refleksi Misionaris Pemula di Jamaica (Cuba-Guantanamo)

27 Desember 2024   09:12 Diperbarui: 27 Desember 2024   09:12 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumen Pribadi)

REFLEKSI MALAM NATAL DAN NATAL 2024

DI JAMAICA -- CUBA (KEUSKUPAN GUANTANAMO-BARRACOA)

Saya mengawali refleksi ini dengan penuh syukur karena masih diberikan kekuatan dan kesehatan juga semangat sebagai misionaris.

Waktu bergulir begitu cepat sampai tiba di perayaan-perayaan Natal. Tanggal 24 desember 2024 saya berada di Jamaica (Cuba, Keuskupan Guantanamo), itu berarti genap 1 bulan 8 hari. Hari ini adalah hari di mana saya mengalami malam natal pertama di luar negeri. Saya diberikan kepercayaan oleh Padre Felipe MSC untuk memimpin perayaan Sabda dan membagikan Komuni Kudus di dua komunitas (Honduras dan Argeo). Honduras pada pukul 18.00 sedangkan di Argeo pada pukul 20.00 waktu Cuba.

Komunitas yang pertama adalah Komunitas Honduras (jaraknya sekitar 5,6 km dari pusat paroki). Jarak tempuh dari rumah ke komunitas ini sekitar 15 menit menggunakan motor.  Perayaan malam natal di komunitas ini dihadiri juga oleh para Suster Misionaris Cinta Kasih (Sr. Yolanda MC, Sr. Estrella, MC, dan Sr. Rosyan MC). Mereka turut membantu saya dalam perayaan malam natal di komunitas ini. Saya merasa bahagia dan bersyukur karena bisa belajar melayani umat yang ada di sini. Umat yang hadir di tempat ini 41 orang (33 anak-anak dan 8 ibu-ibu). Mereka sungguh terlihat bahagia dan bersemangat dalam mengikuti perayaan ini. Perayaan berlangsung dengan hikmat, walaupun saya masih belajar bahasa Spanyol. Keterbatasan pemahaman bahasa tidak menjadi penghalang untuk mewartakan Kabar Gembira kepada semua orang, tanpa terkecuali bagi yang ada di Honduras (Cuba). Setelah mengikuti perayaan Sabda, saya membagikan bingkisan natal sederhana dari Keuskupan Guantanamo untuk umat. Walaupun sederhana, tetapi mereka sungguh bahagia dan berterima kasih atas hadiah tersebut. Saya menjelaskan bahwa hadiah sebenarnya yang agung dan mulia ialah kelahiran dan kehadiran Tuhan Yesus di dunia. Ia lahir dan hadir di dunia untuk menuntun dan menunjukkan jalan menuju keselamatan itu.

              Seusai pelayanan di Honduras, saya bergegas untuk kembali ke pastoran. Saya kembali ke pastoran untuk mempersiapkan diri melanjutkan tugas pelayanan ke komunitas kedua yaitu Argeo. Dari pastoran ke Argeo kami menggunakan mobil komunitas bersama dengan Orelvis (pengemudi) dan Padre Dicky MSC. Padre Dicky akan melayani di komunitas Manuel Tames sedangkan saya seperti sudah ditetapkan di komunitas Argeo Martinez. Perayaan Sabda berjalan dengan lanjar dan meriah karena diramaikan oleh anak-anak yang berjumlah 57 orang. Saya melihat dan merasakan antusiasme yang luar biasa ditunjukkan oleh umat yang ada di komunitas ini. Semangat itu terpanjar melalui nyanyian-nyanyian yang dipersembahkan dalam perayaan. Saya merasa bersemangat dan bahagia bersama mereka. Setelah perayaan Sabda, saya juga memberikan hadiah natal dari Keuskupan. Hadiahnya tidak besar, hanya sabun mandi untuk setiap anggota umat yang hadir. Semua yang hadir diberikan hadiah sembari saya menyapa satu persatu dengan pelukan dan sapaan "Feliz Navidad". Perayaan ini dilanjutkan dengan makan malam bersama di Gereja.

              Malam Natal tahun ini sungguh berbeda dengan malam natal yang sudah berlalu. Natal tahun ini dirayakan di luar negeri. Natal tahun ini dirayakan sebagai seorang Misionaris "yang masih belajar". Saya masih perlu belajar lebih tentang bahasa Spanyol dan budaya di tanah misi (Cuba). Perbedaan pemahaman, budaya, dan bahasa yang saya rasakan pada awal-awal tahun ini memotivasi diri saya untuk belajar lebih. Malam Natal tahun 2024 menyadarkan saya bahwa Tuhan sungguh hadir di seluruh dunia. Da hadir di dalam hati dan hidup setiap ciptaan-Nya. Yang selanjutnya menjadi tugas mereka yang sudah mengenal dan memahami itu, untuk mewartakannya kepada setiap insan yang belum mengenal dan memahami cinta Tuhan itu. Sebagai misionaris pemula, saya merasa bahwa kehadiran itu lebih penting. Sapaan hangat manusiawi dapat memberikan semangat bagi setiap insan yang hadir dalam perayaan iman bersama di Gereja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun