Manusia adalah makhluk hidup  yang selalu "bergerak". Pergerakkan atau gerak yang terjadi pada manusia, menandakan bahwa manusia itu "masih" hidup.Â
Bahkan ketika ia tertidur pun, ia tetap bergerak! Sejak kelahirannya ke dunia dan di dalam pertumbuhkembangannya, manusia selalu mengalami bahwa ia harus bergerak.Â
Bahkan "diam" pun adalah sebuah gerakan. Gerakan bahwa ia tidak bergerak. Karena sebelumnya ia awali dengan sebuah gerakan!Â
Di dalam sejarah peradaban manusia Indonesia, nenek moyang kita selalu bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain demi kelangsungan kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa dari awal sejarahnya, kita sudah dibentuk menjadi pribadi yang selalu memiliki mobilitas yang tinggi.Â
Namun, menjadi suatu keprihatinan bahwa zaman sekarang manusia menjadi malas untuk bergerak. Mengapa demikian? Karena kita telah dibanjiri dengan segala kemudahan.Â
Semuanya sudah ada di tangan kita (bdk. perkembangan teknologi). Apa-apa kita tinggal browsing di internet atau bahkan pesan melalui smatphone kita.Â
Kebanyakkan manusia zaman sekarang (saya tidak bermaksud untuk menghakimi orang zaman), lebih cenderung untuk tinggal di tempat bahkan malas untuk melakukan aktivitas yang ekstra bahkan berat.Â
Ada berbagai penelitian yang merujuk pada penurunnya tingkat pergerakkan manusia. Bahkan banyak kasus kematian yang disebabkan oleh penumpukkan lemak yang berlebihan oleh beberapa orang.Â
Lihat saja, anak-anak kecil atau anak-anak muda yang kecanduan "game online". Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktunya untuk berada di depan laptop, komputer, atau pun smartphone mereka untuk "mabar" (main bareng) dengan orang-orang lain dalam suatu permainan tertentu. Di sini, saya sebut contohnya Free Fire, PUBG, dan Mobile Legend.Â
Saya menyebut games tersebut, bukan berarti menyudutkan pihak game yang ada, tetapi saya lebih berfokus pada sikap dari manusia yang hadir di situ. Bukan berarti bermain game adalah hal yang buruk.Â
Tetapi bagaimana manusia yang hadir di hadapan game (benda mati) perlu mengatur pola hidup dengan baik sebagai makhluk hidup. Jangan sampai manusia yang adalah makhluk  hidup itu dimatikan kreativitasnya oleh game yang ada di smartphone (benda mati).
Dalam keadaan yang demikian, kita diajak untuk kembali membangun kesadaran bahwa saya adalah makhluk hidup. Sebagai makhluk hidup, saya memiliki kemampuan akal budi yang mampu berpikir secara kritis.
Selain memiliki akal budi yang kritis, kita juga merupakan makhluk yang selalu bergerak. Dengan bergerak dan melakukan aktivitas "ekstra", kita justru membantu diri kita terhindar dari penyakit-penyakit di kemudian hari.Â
Karena ketika kita menjadi malas bergerak, maka selanjutnya akan terjadi penumpukkan lemak yang seharusnya bisa kita olah melalui gerakan tubuh.Â
Mari kita belajar dari para penduhulu, terlebih nenek moyang kita yang dengan penuh semangat selalu bergerak dan melakukan aktivitas. Mereka selalu bergerak dan melakukan aktivitas, maka tidak heran kalau umur mereka bisa mencapai sembilan puluhan atau  bahkan seratusan.Â
Memang ada banyak faktor, tetapi setidaknya kita bisa meminimalizir penyakit-penyakit yang tidak harus kita derita. Karena lebih baik kita bergerak sekarang demi kesehatan daripada nanti penyakit yang akan bergerak dalam tubuh kita.
Mari kita bangun pola hidup sehat, demi masa depan kita yang lebih baik.
Salam sehat selalu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H