Mohon tunggu...
Gusti Nurul
Gusti Nurul Mohon Tunggu... -

p.s I'm not selena gomez. Thanks.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

The So Called 'Selebtwit'

7 April 2013   10:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:35 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dunia maya memang memiliki warna warninya sendiri. Perilaku para penggunanya yang beragam, mulai dari yang normal hingga ajaib akan terus memunculkan fenomena yang unik. Salah satunya adalah kemunculan para selebtwit. Apa itu selebtwit?, as it name, mereka yang menjadi seleb didunia maya,khususnya sosial media twitter. Dengan followers melimpah ruah, mention bejibun, dan status yang selalu ditanggapi hangat oleh followers. Bagi saya pribadi, selebtwit bukanlah mereka yang telah lebih dulu populer, misalnya artis atau orang orang yang biasa berseliweran dilayar kaca. Karena bisa dipastikan, orang orang macam ini akan dengan mudah mengumpulkan followers, coz, people know them. Selebtwit merujuk pada mereka yang bukan siapa siapa, bukan artis atau orang yang dikenal luas, namun memiliki belasan hingga puluhan ribu followers. Serta tentu banyak dibicarakan didunia maya. Kenapa mereka bisa menjaring banyak pengikut? Yang paling mudah tentu dilihat dari isi twit. Tweet yang menarik, lucu, menghibur, dan edukatif, bissa menjadi daya tarik. Bagaimana dengan kegantengan/kecantikan?, bisa jadi, tapi itu hanya faktor penunjang. Karena buktinya, banyak selebtwit yang anonim dan tidak menunjukkan wajah aslinya, toh berfollowers banyak.

Seiring dengan berkembangnya dunia selebtwit, mulai dari selebtwit yang menelurkan buku dan laris di pasaran. Selebtwit yang berhasil menjadi seleb dunia nyata. Hingga selebtwit yang banyak mendapat privilage karena popularitasnya. Menjadi selebtwit pun akhirnya menjadi impian banyak anak muda. Siapa yang tidak ingin terkenal dan diakui oleh orang lain?. Kebutuhan untuk diakui adalah "nature" manusia. Jangan heran jika perpaduan semua formula itu, kebutuhan untuk diakui, haus popularitas, ditambah dengan angan angan muluk para anak muda yang membayangkan betapa kerennya jadi selebtwit. Akhirnya memunculkan sebuah perilaku yang tidak sehat. Demi jadi selebtwit, rela beli followers, copypaste tweet orang, dan tidak jarang mencari sensasi dengan twitwar, atau sensasi lain demi menanjakkan popularitas. Ya, tidak jauh beda dengan seleb didunia nyata. Hasilnya? ada yang berhasil jadi selebtwit sungguhan, ada yang begitu begitu saja, dan lebih banyak yang hanya menjadi objek bully dan tertawaan para penghuni twitterland.

Saya sendiri tidak terlalu suka mengkuti timeline para selebtwit di twitter, baik yang abal abal maupun yang sungguhan. Karena, entah kenapa isi timeline mereka rata rata  sehaluan,berkisar tentang galau galauan, nyinyir, membully pemerintah, atau promosi. Untuk yang terakhir saya tidak masalah, selama dilakukan dengan elegan dan tidak berlebihan. Untuk selebtwit terkenal, yang saya follow hanya @Radityadika, @poconggg, @shitlicious dan @aMrazing. Itu juga karena twit mereka yang menarik dan notabene tidak seperti apa yang saya sebut diatas.

Kembali ke masalah selebtwit, sebenarnya saya sama sekali tidak bemasalah dengan fenomena ini. Ada beberapa orang yang memang patut untuk dilabeli selebtwit, misalnya mereka yang saya sebut diatas.  Tulisan ini ditujukan lebih kepada  pengguna sosial media yang begitu terobsesi menjadi selebtwit. Segitunya ingin terkenal, eksis, dan berpengaruh, sampai melakukan hal hal yang bagi saya konyol dan memalukan. Bagi saya, jika kita memang memiliki twit yang bagus dan karya yang memang oke, semisal blog. Dengan sendirinya orang orang pasti akan "notice"  dan memfollow dengan sukarela. Masa mau sih dilabeli selebtwit palsu atau selebtiwit abal abal, dengan melakukan semua cara murahan itu. Atau mungkin mereka berprinsip, "Tidak jadi seleb didunia nyata, didunia maya pun jadi". Duh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun