Mohon tunggu...
Gustin Gavri
Gustin Gavri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa semester akhir yang menganalisis terkait Seduhan Kopi Robusta Arjuno

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Kualitas Kopi Robusta Arjuno dengan Teknik Penyeduhan Tubruk

10 Juni 2024   23:45 Diperbarui: 29 Juni 2024   21:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

    Indonesia, negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, patut berbangga dengan komoditas unggulan ini. Tanaman kopi tak hanya menghasilkan panen melimpah (700 kg/ha/tahun pada 2019), tetapi juga berperan penting dalam menggerakkan roda ekonomi bangsa. Kopi robusta, mendominasi 72,80% budidaya kopi petani, menjadi primadona di kancah internasional. Digemari 30% penikmat kopi dunia, robusta menawarkan rasa pahit khas, kadar kafein tinggi (50%), dan aroma memikat. Perpaduan rasa cokelat dan tekstur kasar yang unik menjadi ciri khasnya. Tak heran, kopi robusta tampil dengan berbagai variasi warna dan rasa di setiap negara. Jawa Timur, khususnya Kabupaten Malang, menjadi sentra penghasil kopi robusta terbanyak ketiga di tahun 2017 (11.829 ton), setelah Banyuwangi dan Jember. Gunung Arjuna, dengan kekayaan alamnya, turut menopang budi daya kopi robusta dan arabika di Malang. Pohon-pohon peneduh di pegunungan Arjuna memungkinkan kopi tumbuh optimal tanpa sinar matahari penuh.

   Perjalanan secangkir kopi yang nikmat dimulai dari proses panjang dan rumit. Dimulai dari sortasi, pulping, fermentasi, pencucian, pengeringan, hulling, roasting, hingga akhirnya mencapai tahap grinding. Grinding, proses penggilingan biji kopi menjadi bubuk kopi, memegang peranan penting dalam menentukan kualitas seduhan. Tujuan utama grinding adalah memperkecil ukuran biji kopi. Hasil gilingan terbagi menjadi tiga kategori: coarse (kasar), medium (sedang), dan fine (halus). Untuk menghasilkan seduhan terbaik, bubuk kopi dengan tingkat fine lah yang menjadi pilihan.

   Lebih dari sekadar mencampurkan kopi dan air panas, proses penyeduhan kopi atau ekstraksi kopi adalah sebuah seni dan ilmu pengetahuan yang kompleks. Di tahap inilah bubuk kopi berinteraksi dengan air panas, menghasilkan minuman kaya rasa dan aroma. Berbagai teknik penyeduhan, seperti tubruk, pour over, dan French press, menghasilkan rasa dan tekstur kopi yang berbeda. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Selain teknik penyeduhan yang dapat mempengaruhi hasil seduhan akhir kopi, terdapat beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi salah satunya seperti pencampuran kopi dan air. Cara mencampurkan kopi dan air panas dapat memengaruhi rasa dan aroma kopi. Pencampuran yang sempurna menghasilkan ekstraksi optimal, sedangkan pencampuran yang tidak merata dapat menghasilkan rasa yang tidak seimbang. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu lama penyeduhan. Waktu penyeduhan juga memainkan peran penting. Ekstraksi yang lebih lama menghasilkan rasa yang lebih kuat, namun terlalu lama dapat menyebabkan rasa pahit. Durasi ideal umumnya sekitar 4-5 menit. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kualitas seduhan kopi, seperti rasio kopi dan air, suhu air, dan teknik penyeduhan, memungkinkan dapat menghasilkan kopi sesuai selera. Persepsi individu juga berperan dalam menentukan kenikmatan kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun