Mohon tunggu...
Gustina Melliani
Gustina Melliani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Simple woman and feeling complete, determined to always be better, be meant for others, open mind, curious, communicative...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

...Gendutku karena Penghargaanku...

27 Mei 2012   07:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"...Ooo jadi mas ga menghargai aku yaa?!...aku udah capek lho mas..."

Ucapan seperti ini dikeluhkan oleh , sebut saja Raksa, saat menirukan ucapan istrinya yang merasa tidak dihargai.  Kata-kata sang istri diataslah yang, menurut pengakuan Raksa, yang membuat dirinya menjadi berbadan bagai raksasa dibandingkan dengan orang kebanyakan.

Raksa adalah  Pria berbadan besar, dengan tinggi lebih dari 185cm dan berat kurang lebih satu kuintal, sendiri saat ini menjabat Manager disalah satu Hotel berbintang dibilangan Jakarta Selatan.  Karir yang sudah dijalani lebih dari 7(tujuh)  tahun terakhir.

Bagaimana tidak? Sebagai karyawan hotel, Raksa memiliki keuntungan makan di kantin karyawan yang bahkan tidak perlu takut untuk datang berkali kali, hanya jika memang memiliki kulit wajah sedikit tebal.  Dan keberadaan dirinya yang bertanggung jawab atas pengamanan hotel membuat Raksa secara pribadi berkomitmen untuk tidak berada terlalu jauh dari kantornya, seringkali menghindar dari ajakan makan siang diluar kantor dari rekan kantor, demi juga untuk selalu berada dari jangkauan pimpinan hotel yang kadang memanggil pada waktu yang tidak tertentu.

Akan tetapi saat jam pulang kantor justru sebaliknya, Raksa terkadang menyempatkan waktu untuk bertemu teman, yang sudah tentu akan dilegkapi dengan acara makan malam.  Jangan lupa jika menghubungkan dengan kemacetan Jakarta dan tingkat stress pekerjaan yang cukup tinggi.

Nah, disinilah masalah itu dimulai.  Sang istri yang setia menanti dirumah hampir selalu menyiapkan makan malam buat suami tercinta.   Akan tetapi dalam kondisi sudah makan dan bahkan mungkin lelah, tidak aka mudah buat suami untuk menolak ajakan makan malam sang istri.  Alih alih jika istri menambahkan dengan ucapan "...aku masakin makanan kesukaanmu loh mas..." atau "...aku sengaja belum makan nih nunggu kamu.."...Haduh..siap yang tega..?!  Apalagi jika kemudian akan membesarkan peluang "perang dunia" ketiga, saat suami menolak makan.  Bahkan jika hanya sekadar terjadi "perang mulut" atau "perang urat syaraf", rasanya suami tak akan pernah cukup punya energi, teringat besok hari, pagi sekali, juga harus sudah berangkat kerja.  Makan malam ekstra mau tidak mau dilakukan juga oleh sang suami, bagai Simalakama yang memakan atau tidak, membuat gendut suami pada akhirnya.

Memang bukan hanya makan malam ekstra ini yang menggendutkan sang suami, ada banyak faktor lain sebetulnya, misalnya olahraga dan konsumsi makan yang tidak sehat, sebagai bagian dari pola hidup harian, akan tetapi sebagai istri biarlah ini mejadi sebagai pengingat.  Pengingat bahwa penghargaan terhadap masakan tidak berbanding lurus dengan penghargaan terhadap keberadaan diri.  Bahwa memanjakan pasangan dan orang kesayangan dengan memasakkan masakan kesukaan pun juga akan memberikan efek buruk atas kesehatannya, belajarlah untuk memilihkan makanan dengan kandungan yang sehat dan juga waktu makan yang tepat.  Bahwa tak perlu menganggap kritik atau penolakan terhadap masakan sebagai akhir usaha, usaha menjadi koki favorit keluarga, terbukalah, dan dapatkan resep terbaik yang disukai semua anggota keluarga.

Yuuk mulai menyayangi tapi sekaligus juga tetap menyehatkan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun