Mohon tunggu...
agus s
agus s Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi

Menulislah Maka Kamu akan Menemukan Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerbang Sukses Berliterasi

6 November 2016   00:22 Diperbarui: 6 November 2016   00:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP PGRI Ponorogo kali ini menghadirkan narasumber yang inspiratif yakni, Han Gagas seorang novelis dan cerpenis Gramedia dari Solo (16/10/16). Sebagaimana pamateri sebelumnya seperti M. Faizi, Susilo Mursid, Ruwi Meita, Moch Khoiri, Nurani Soyomukti, J. Sumardianta, dan Herpin Dewanta. Han Gagas juga banyak berbagi pengalaman dan perjalanan kepenulisan.

Dalam SLG angakatan kedua ini, Pak Han panggilan akrabnya sebagai aktor pemateri yang memberikan ruang-ruang pemikiran kepada peserta yang hadir. Dihadapan 100 peserta lebih, Beliau menyampaikan tentang perjalanan dan pengalamannya sebagai penulis. Diawali dengan memberikan gambaran bahwa karya yang menarik itu tidak konvensional. Tidak berpikir biasa seperti kebanyakan orang, melainkan berbeda bahkan cenderung unik. Pemikiran yang demikian membuat karya memiliki kekhasan tersendiri yang menarik untuk dibaca.

Beliau juga bercerita tentang buku harian yang kebanyakan orang digunakan untuk menuliskan curhatan kisah cinta, perjalanan, segala uneg-uneg dan lainnya. Buku harian yang sesungguhnya lahan potensial untuk bahan menulis cerpen maupun novel. Berangkat dari kisah nyata yang dialami menjadi lebih mudah dalam menuangkannya. Point-point penting sudah terikat dan mengendap tinggal menggolahnya. Namum, kisah nyata akan garing (tidak menarik) ketika tidak dibumbuhi dengan imajinasi. Karena imajinasi akan memberikan warna dan memberikan ruang pemikiran yang tak terbatas.

Selian itu, Pak Han menekankan bahwa menulis bertujuan untuk bahagiaan diri dan orang lain. Dengan menulis akan menuangkan seluruh energi dalam pikiran, baik energi positif maupun negatif.

Menulis juga sebagai media terapi diri, karena penulis secara tidak langsung akan menyeleksi pengalaman, kejadian-kejadian, serta orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya. Ada semacam terapi mengulang (mengingat) sekat-sekat kejadian yang lalu dan pengalaman dalam melahap buku-buku. Sedangkan, menulis untuk orang lain berupa memberikan hiburan melalui tokoh, alur, tema, dan hal menarik lainnya serta tidak dipungkiri penulis juga menyusupkan nilai di dalamnya.

Ketika seluruh peserta telah terbius pengalaman dan materi yang disampaikan. Beliau memberikan jurus jitu menulis untuk menarik pembaca dan editor media massa. Jurus yang dimulai dari judul yang memikat, pembukaan yang menarik (menghentak dan menusuk perasaan), paragraf pertama dan kedua adalah gerbang kesuksesan menarik pembaca, harus ada kesinambungan antar paragraf, konflik cerita yang dramatisasi, menempatkan tokoh pada posisi kritis dan dilematis dan edding cerita terbuka atau tidak mengguruhi.

Di akhir, Beliau menyampaikan menulis itu terlebih mengalir dahulu, untuk masalah kemahiran akan berjalan sejajar dengan keuletan dan keajekan. Semakian banyak mencoba akan semakin membuka gerbang kemahiran. Perlu dicatat membaca merupakan salah satu kunci utama untuk membuka gerbang kehamiran itu.***(Agus Setiawan)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun